View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - Faculty of Mathematics and Natural Sciences
      • UT - Geophysics and Meteorology
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - Faculty of Mathematics and Natural Sciences
      • UT - Geophysics and Meteorology
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Analisis Frekuensi Banjir dengan Empat Sebaran Statistik pada Tiga Stasiun Sungai Ciliwung

      No Thumbnail [100%x80]
      View/Open
      Full text (1.358Mb)
      Date
      2015
      Author
      Sumaryati, Isnaeni
      Pawitan, Hidayat
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Kejadian banjir di Jakarta dari tahun 1981-2014 semakin sering terjadi. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa banjir terbesar di Jakarta terjadi pada tahun 1984, 1996, 2002, 2007, dan 2013. Berbagai kegiatan pengendalian banjir telah banyak dilakukan dengan membuat beberapa bangunan pengendali banjir. Pembuatan bangunan pengendali banjir ini membutuhkan perhitungan mengenai hujan rancangan dan debit puncak dalam berbagai periode ulang untuk merencanakan ketahanan dan umur bangunan terhadap curah hujan dan debit yang terjadi. Perhitungan hujan dan debit puncak menggunakan analisis frekuensi berdasarkan data curah hujan maksimum 1-harian, 3-harian, dan 5-harian di Stasiun Katulampa, Stasiun Depok, dan Stasiun Tanjung Priok. Hujan rancangan dihitung menggunakan empat sebaran statistik, yaitu Sebaran Normal, Log Normal, Log Pearson Tipe III, dan Gumbel. Hasil curah hujan rancangan 1-harian, 3-harian, dan 5-harian masing-masing berkisar antara 100-250 mm, 200-350 mm, dan 250-400 mm. Curah hujan rancangan di Stasiun Tanjung Priok nilainya paling besar, sedangkan curah hujan rancangan di Stasiun Katulampa paling kecil nilainya. Debit puncak dihitung menggunakan Metode Rasional dengan mempertimbangkan luas DAS dan penggunaan lahan DAS Ciliwung. Debit puncak dengan periode ulang 100 tahun di Katulampa yaitu 264.2 m³/detik, di Depok sebesar 684.32 m³/detik, dan Manggarai sebesar 962.826 m³/detik. Debit puncak di Manggarai paling besar dibandingkan Stasiun Katulampa dan Depok, karena stasiun Manggarai berada di hilir DAS Ciliwung, sehingga jumlah debit puncak merupakan hasil akumulasi debit dari hulu, tengah, dan hilir DAS Ciliwung….
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149211
      Collections
      • UT - Geophysics and Meteorology [1466]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      NoThumbnail