Analisis Neraca Massa Gas Rumah Kaca di Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kabupaten Bogor
Abstract
Efek rumah kaca (ERK) adalah peristiwa tertahannya gelombang panjang yang dipancarkan bumi sebagai reaksi atas penerimaan cahaya matahari di dalam atmosfer bumi oleh gas-gas rumah kaca (GRK). Konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, terutama karbon dioksida (CO₂), metana (CH4), dan nitro oksida (N₂O), semakin meningkat dari tahun ke tahun akibat semakin besarnya emisi dari sumber anthropogenik gas-gas tersebut. Salah satu upaya mendasar dalam mengurangi emisi gas mah kaca adalah dengan menganalisis besarnya emisi gas yang dihasilkan oleh masing-masing Sumber gas rumah kaca sehingga upaya pengurangan emisi gas rumah kaca tersebut dapat dilakukan dungan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung emisi GRK di tiga wilayah, yaitu Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kabupaten Bogor, serta membandingkan hasil perhitungan emisi dari setiap ilayah. Perhitungan neraca massa gas rumah kaca merupakan suatu kalkulasi untuk melihat jumlah rumah kaca yang diemisikan oleh sumber dan yang diserap oleh rosot. Neraca massa ini dikenal juga dengan istilah fluks netto. Salah satu cara perhitungan yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan faktor emisi. stitut
Pertanian Bogor) Metode yang digunakan dalam estimasi emisi dan rosot gas rumah kaca pada penelitian ini merupakan metode yang terdapat dalam IPCC Guidelines 2006. Dalam perhitungannya, analisis uraca massa gas rumah kaca ini menggunakan data sekunder dari institusi berwenang, data hasil penelitian pihak lain, dan faktor emisi dari IPCC database. Data yang dikumpulkan untuk perhitungan emisi dan rosot gas rumah kaca berupa kompilasi data selama 10 tahun. Hasil akhir dari emisi GRK yang dihitung dinyatakan dalam satuan CO₂-c.
Dari hasil perhitungan didapat total emisi di Kabupaten Bogor rata-rata sebesar 67 juta ton CO-- e tahun, Kota Bekasi sebesar 28 juta ton CO2-c/tahun, sedangkan Kota Depok sebesar 9 juta ton CO2 etahun. Emisi per kapita Kabupaten Bogor sebesar 17 ton CO2-c/kapita/tahun, sedangkan emisi per kupita Kota Bekasi dan Kota Depok berturut turut sebesar 12 dan 6 ton CO2-c/kapita setiap tahunnya. Tinggi emisi GRK di Kabupaten Bogor 65% diantaranya dicmisikan dari kegiatan pertanian padi dan pemeliharaan hewan ternak, sementara total emisi GRK Kota Bekasi lebih banyak dipengaruhi oleh Total emisi dari sektor energi (52%). Berbeda dengan kedua wilayah tersebut, di Kota Depok, sektor Sampah mengemisikan 79% dari total emisi wilayah tersebut….