Show simple item record

dc.contributor.authorAriffudin, M.
dc.date.accessioned2010-05-07T06:36:11Z
dc.date.available2010-05-07T06:36:11Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14913
dc.description.abstractPola pemikiran yang berkembang saat ini untuk menciptakan kondisi tegakan yang teratur adalah dengan menerapkan sistem Pemanenan Daur Ganda Vvlulti Harvesting Product), yaitu sistem pengelolaan hutan tanaman yang melakukan beberapa tahap pemanenan sepanjang daur tanam. Dengan sistem pemanenan daur ganda, tahap pemanenan sebelum pemanenan akhir daur dilakukan dengan tujuan mengatur jarak tanam dan penyebaran pohon dalam tegakan l1ntuk menghindari persaingan dalam memperoleh eahaya, sehingga diperoleh kondisi tegakan yang seragam baik dari segi dimensi dan kualitas pohon, jarak antar pohon dan penyebaran pohon dalam tegakan. Penelitian ini merupakan penelitian awal dalam rangka pelaksanaan sistem pemanenan daur ganda dalam pengusahaan hutan tanaman Acacia mangillm dengan tl1juan menilai kondisi tegakan Acacia mangium umur 3 (tiga) tahun, menentukan waktl1 pelaksanaan tebangan pertama, menetapkan nilai tebangan pertama dan mengevaluasi tegakan tinggal pemanenan pertama. Penelitian dilakukan di Petak 1ge, RPH Jagabaya, BKPH Parung Panjang KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dengan membl1at petak coba secara acak pada areal tegakan sebanyak 3 buah dengan luas 0.1 hehar. Pengambilan pohon eontoh dilakukan pada tegakan kelas umur tiga, tujl1h, delapan dan sembilan tahun untuk menganalisa perkembangan tegakan. Dimensi yang diukur adalah diameter setinggi dada dan diameter tajuk. Rata-rata peninggi yang diperoleh adalah sebesar 12.47 dengan penduga selang kepereayaan adalah 12.47 ± 0.02 dan sampling error yang terjadi akibat penarikan contoh adalah 0.9 %, sehingga tegakan tersebut termasl1k dalam bonita III. Peninggi tersebut berbeda nyata dengan peninggi potensial yang dipero leh dari tabel tegakan sebesar 12.2 meter. Rata-rata diameter setinggi dada yang diperoleh adalah sebesar 9.37 dengan penduga selang kepereayaan adalah 9.37 ± 0.0 I dan sampling error ,"ang terjadi abbat penarikan eontoh adalah 0.2 %. Rata-rata diameter tersebut berbeda nyata dengan dengan diameter setinggi dada potensial berdasarkan tabel tegakan sebesar 12.9 em. Dari perhitl1ngan jl1mlah pohon diperoleh 647 pohon per hektar. Jumlah pohon tersebut masih berada dalam sebaran data yang tidak berbeda secara signitikan yaitu antara 627 - 803 pohon per hel(tar dengan jumlah pohon potensial sebesar 715 pohon per hektar. Hasil perhitungan diperoleh volume pohon rata-rata sebesar 0.0277 m3 per pohon. Dengan jllmlah pohon 647 per hehar, maka diperoleh volume tegakan 17.92 m3 per hektar. Volume tersebut berbeda nyata dengan volume tegakan rata-rata potensial berdasarkan tabel tegakanjenis mangium sebesar 37.82 m3 Terdflpat tiga kelas tajuk yang berbeda secara signifikan yaitu kelas tajuk yang berada di bawah nilai tengah dengan selang kelas diameter tajuk 2.0 - 2.6 meter, kelas diameter di atas nilai tengah atau bertajuk lebar dengan selang kelas diameter 2.9 - 3.8 dan kelas diameter tajuk yang berada pada sebaran nilai tengah dengan selang kelas 2.7 - 2.8 meter. Luas overlap penutupan tajuk adalah sebesar 38.6 m2/ha dan luas penutupan tajuk aktual sebesar 3424.9 m2/ha dengan persentase penutupan tajuk adalah 34 %/ha. Diameter setinggi dada mampunyai nilai korelasi posistif sebesar 0.98 (R2 = 0.962) dengan umur tegakan dengan model regresi Y = 3.30 + 2.37 X (Y=diameter setinggi dada, Y=umur tegakan), hal ini berarti bahwa umur tanaman mampu menduga diameter setinggi dada secara nyata. Umur tegakan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam diameter tajuk. Diameter tajuk yang terbentuk melalui regresi linear mempunyai korela~i positif sebesar 0.887 (R2 = 0.7873) dengan pertambahan umur tegakan dengan model regresi Y = 0.364 + 0.663 X (Y=diameter tajuk, X=umur tegakan). Peningkatan kelas diameter akan menyebabkan penambahan panjang diameter tajuk secara signifikan. Diameter tajuk yang terbentuk melalui regresi linear mempunyai korelasi positif sebesar 0.866 (R2 = 0.749) dengan diameter setinggi dada dengan model regresi Y = - 0.325 + 0.267 X (Y = diameter tajuk, X = diameter setinggi dada). Kerapatan tegakan ditunjukkan oleh nilai S %. Berdasarkan hasil perhitungan diperoJeh nilai S % sebesar 31.5 %. S % tersebut masih berada dalam sebaran nilai yang tidak berbeda secara signifikan yaitu antara 29.1 - 32.3 % dengan nilai S % potensial berdasarkan tabel tegakan sebesar 30.7 %. Jumlah pohon yang ditebang pada pemanenan pertama sebanyak 24 pohon pada ketiga petak coba dengan volume 1.115 m3 atau 80 pohon per hektar dengan volume 3.72 m3 Barga jual kayu tersebut adalah sebesar Rp. 3.500,- per batang sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp. 280.000,-. Pengeluaran yang dibutuhkan dalam kegiatan pemanenan sebesar Rp. 22.655,- sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp. 257.345,-. S % tegakan tinggal sebesar 34.1 % berbeda nyata dengan S % tabel tegakan. Basil perhitungan kesignifikanan diketahui sebaran nilai S % tegakan tinggal berada di luar sebaran data yang berbeda secara signifikan yaitu antara 28.4 - 33.0 %.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePelaksanaan Sistem Pemanenan Daurganda (Multiharvesting Product) pada Pengusahaan Hutan Tanaman Acacia mangium (Studi Kasus di RPH Jagabaya BKPH Parung Panjang KPH Bogor PT. Perhutani Unit III Jawa Barat)id
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record