dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kawasan yang berpotensi sesuai dan tersedia bagi pengembangan pertanian dengan menggunakan sistem lahan sebagai metoda evaluasi lahan dan menyusun hirarki pusat permukiman secara fungsional dan spatial untuk membuat suatu rencana lokasi umum pusat-pusat agro urban. Evaluasi kesesuaian lahan didasarkan pada perpaduan dari bagian-bagian kriteria CSR/FAO (1983), Tim Biro Perencanaan Departemen Transmigrasi (1984) dalam Sitorus (1989), dan RePPProT (1987). 88114
Hasil evaluasi kesesuaian lahan terhadap 25 sistem lahan yang terdapat di daerah penelitian menunjukkan 13 sistem lahan tergolong sesuai untuk berbagai jenis tanaman pertanian dengan total luas 7 378,8 km². Ke 13 sistem lahan tersebut adalah Puting (PIG) tipe fisiografi pantai; Kahayan (KHY tipe fisiografi dataran aluvial; Beliti (BLI), Bakunan (BKN) Serimbang (SHM) tipe fisiografi lembah; Pakau (PKU) tipe fisiografi teras-teras; Lawanguwang (LWW), Rangankau (RGK), Bawin (BWN), Sungai Medang (SMD), Teweh (TWH), Honja (HJA), dan Barong Tongkok (BTK) merupakan tipe fisiografi dataran. Sedangkan 12 sistem lahan lainnya tidak sesuai untuk pengembangan tanaman pertanian dengan total luas 4 616,0 km 2 Sistem lahan yang tidak sesuai (iv) tersebut adalah: Kajapah (KJP), merupakan fisiografi rawa pasang surut; Mendawai (MDW), Gambut (GBT) merupakan fisiografi rawa-rawa; Maput (MPT), Mantalat (MTL), Pakalunai (PLN), Tambera (TBA) merupakan fisiografi perbukitan; Pendreh (PDH), Beriwit (BRW), Bukit Pandan (BPD), Telawi (TWI), dan Liangpran (LPN) meru- pakan fisiografi pegunungan.
PR Univ Tipe fisiografi juga dapat dijadikan satuan pengamatan kesesuaian lahan pada tingkat ordo sesuai (5) dan tidak sesuai (N). Faktor pembatas utama pada fisiografi di daerah penelitian yang menyebabkan lahan tidak sesuai (N) adalah faktor drainase, genangan, ketebalan gambut dan kemiringan lereng. ... | id |