Show simple item record

dc.contributor.advisorGunardi
dc.contributor.authorNovianti K. P., Caecilia
dc.date.accessioned2024-05-08T02:25:31Z
dc.date.available2024-05-08T02:25:31Z
dc.date.issued1994
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/149015
dc.description.abstractKelompencapir dibentuk guna meningkatkan pemahaman anggotanya tentang informasi dari media massa dan bila memungkinkan diterapkan dalam kegiatan nyata atau lapangan. Keberhasilan suatu aktivitas tidak terlepas dari dukungan atau partisipasi para anggota. Berkaitan dengan hal itu, maka perlu diketahui tentang berbagai kegiatan ke- lompok, faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota, dan partisipasi pe- tani. Penekanan profesi petani mengingat profesi ini banyak dijumpai di pedesaan di mana kelompencapir berada. Apabila para petani berada di lingkungan non-petani khususnya pegawai ataupun guru biasanya secara sadar ataupun tidak akan terjadi pembedaan kesempatan pada kegiatan yang membutuhkan curahan pikiran. Kelompencapir Mekarsari I (MI) dan Mekarsari II (M II) berkedudukan di tingkat lingkungan. Selama tahun 1993 kedua kelompok masih menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bertujuan mengisi kas kelompok, penerapan informasi atau- pun menunjang pembangunan desa. Kegiatan kedua kelompok terselenggara atas partisipasi para anggotanya. Dalam pencarian informasi umumnya anggota memonitor karena tuntutan posisinya pada suatu kelompok monitoring. Penempatan tersebut didasarkan pemilikan media. Pada kedua kelompok persentase pemilikan media cetak sangat rendah diban- dingkan media siaran (radio dan televisi). Persentase pemilikan radio lebih tinggi dibandingkan televisi. Minat anggota untuk memonitor siaran pedesaan sangat rendah, tetapi monitoring melalui televisi lebih tinggi. Acara hiburan tetap menjadi kegemaran anggota. Partisipasi anggota dalam diskusi sebagai tindak lanjut pencarian informasi dituntut melalui kehadiran maupun partisipasi berbicara. Frekuensi anggota untuk menghadiri diskusi tergolong rendah di antaranya disebabkan motivasi dan sikap ketika memasuki kelompok. Demikian pula anggapan bahwa topik perbincangan kurang relevan dengan kebutuhan seorang anggota juga menjadi alasan. Partisipasi berbicara tidak selalu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan ak- tivitas pada organisasi lain. Akan tetapi, kedua variabel tersebut turut mendukung rasa percaya diri anggota untuk aktif mengemukakan pendapat. Penyuluhan secara interpersonal dilakukan oleh anggota kelompencapir melalui jaringan sosial yang ada. Belum semua anggota M I maupun M II menyam- paikan informasi yang telah didiskusikan. Informasi yang digethoktularkan masih diseleksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya. Masyarakat menilai kegi- atan nyata atau kegiatan lapangan kelompencapir lebih menarik perhatian mereka. Kegiatan yang memerlukan curahan tenaga dikerjakan secara gotong-royong oleh semua anggota. Partisipasi petani nampak lebih tinggi dalam kegiatan ini. Pada M II anggota wanita tidak dilibatkan dalam kegiatan ini…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural Economicsid
dc.subject.ddcRural developmentid
dc.titlePartisipasi anggota kelomponcapir dalam pembangunan desa melalui k egiatan kelompok : Kasus pada Kalurahan Ngampin, Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengahid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record