Kajian kerusakan ekosistem terumbu karang akibat penangkapan ikan hias dan pengambilan bunga karang di Kelurahan Pulau Panggang Kepulauan Seribu Jakarta Utara
View/ Open
Date
2003Author
Mahaza, Nanang Sujana
Zamani, Neviaty Putri
Purwanto, Joko
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kerusakan akibat aktivitas penangkapan ikan hias dan pengambilan karang hias serta menganalisis kondisi terumbu karang pada lokasi pengambilan ikan hias dan karang hias di Kelurahan Pulau Panggang Kepulauan Seribu.
Monitoring ekosistem terumbu karang sebagai pengamatan untuk melihat tingkat kerusakan ekosistem terumbu karang akibat penangkapan ikan hias dilakukan di sekitar Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Pengamatan dilakukan pada tanggal 10-11 November 2001.
Jumlah keseluruhan lokasi pengamatan adalah 3 stasiun yaitu gosong P. Kotok Kecil (posisi: S05 41' 22.20" E 106 32' 36.7')', Gosong P. Balik Layar (posisi: S05 43' 56.7" E 106 33' 39.6") dan Gosong P. Panggang (posisi: S 05 44' 50.3" E 106 35,33.9"). Data yang diperoleh merupakan data primer yang meliputi pengambilan data terumbu karang dan data ikan. Metode yang digunakan dalam pengambilan data di reef flat (Kedalaman ± 1 m) penyelam melakukan snorkling di permukaan perairan tepatnya di atas transek, sedangkan pengambilan data pada reef slope (kedalaman ± 3 m) menggunakan peralatan scuba diving. Data karang diambil berdasarkan genus terumbu karang dengan metode Transek Garis
Menyinggung/Line Intercept Transect (LIT). Hasil akhirnya memperlihatkan persen
penutupan (percent cover). Data ikan yang diambil meliputi data spesies ikan karang.
dengan menggunakan metode visual sensus Selain pengumpulan data ekosistem terumbu karang dilakukan juga pengumpulan data sosial ekonomi nelayan ikan hias dan karang hias. Pengumpulan data sosial ekonomi ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan nelayan yang terdapat di P. Panggang.
Tingginya penangkapan ikan hias dan bunga karang di sekitar daerah Pulau Kotok ini, menyebabkan persen penutupan karang mati lebih tinggi dibandingkan 2 stasiun lainnya. Diduga penggunaan racun potasium cyanida telah menyebabkan tingginya penutupan karang mati didaerah ini.