Studi karakteristik suara elang bondol dan elang laut sebagai alat pengusir burung liar di sekitar tambak dan kolam ikan
View/ Open
Date
2009Author
Andriani, Farida
Hestirianoto, Totok
Jaya, Indra
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan hasil perikanan,
baik perikanan laut maupun perikanan air tawar. Hasil perikanan laut maupun
tawar selain dimanfaatkan juga harus dibudidayakan. Salah satu
pembudidayaan hasil perikanan laut adalah dengan budidaya tambak, seperti
tambak udang yang terdapat di Bratasena, Lampung.
Di Tambak Udang Bratasena Lampung ini memiliki masalah predasi dari
burung-burung liar Internasional yang singgah. Untuk mengurangi predasi
burung-burung liar Internasional tersebut, tidak dapat dilakukan penembakan
ataupun penangkapan karena burung-burung Internasional dilindungi oleh
Undang-undang Internasional sehingga burung-burung tersebut hanya dapat
diusir. Salah satu cara untuk mengusir burung-burung Internasional yang
singgah di tambak tersebut adalah dengan menggunakan predator dari burung
tersebut yaitu dengan menggunakan burung Elang.
Elang Bondol adalah salah satu jenis elang yang dilindungi berdasarkan
Undang-undang No.5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya. Elang Bondol berukuran sedang (45 cm), yang
dewasa berwarna putih pada kepala, leher, dan dada, sementara pada sayap,
punggung dan perut berwarna coklat terang. Elang Bondol memilik nama latin
Haliastur indus. Elang Laut merupakan hewan berdarah panas, mempunyai
sayap dan tubuh yang diselubungi bulu. Paruh Elang Laut tidak bergigi. Elang
Laut ini memiliki nama latin Haliaeetus leucogaster.
Pengambilan data suara Elang Bondol dan Elang Laut dilakukan di
Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Pengambilan data dilakukan selama dua
kali 24 jam. Dari hasil pengambilan data diperoleh data suara Elang Bondol dan
Elang Laut yang kemudian dikelompokan berdasarkan karakteristiknya.
Suara Elang Bondol dibedakan menjadi 3 tipe suara. Tipe 1 merupakan
tipe suara yang mengalun dan berirama. Tipe 2 adalah tipe suara yang tegas
tetapi pendek-pendek. Tipe 3 yaitu tipe suara yang bunyinya panjangpanjang,durasi suaranya lebih dari satu detik. Sedangkan suara Elang Laut
dikelompokan menjadi 4 tipe suara. Tipe A merupakan tipe suara yang nyaring,
konstan, tetapi tidak terlalu keras. Tipe B adalah tipe suara yang nyaring dan
keras. Tipe C yaitu tipe suara yang tegas dengan ciri khas dalam satu kali
bersuara intensitasnya terus meningkat dan seringkali ditengah-tengah seperti
suara tersedak, dan Tipe D merupakan tipe suara yang pendek-pendek dan
pelan jika dideskripsikan seperti suara yang sedang cegukan.
Suara Elang Bondol dan Elang Laut yang telah dikelompokan kemudian
diujikan pada sasaran yaitu burung-burung liar pemakan udang dan ikan (burung
air). Suara Elang Bondol dan Elang Laut memiliki karakteristik yang berbeda
sehingga menimbulkan reaksi atau respon yang berbeda saat diuji cobakan
sebagai alat pengusir burung-burung liar yang merugikan di sekitar tambak. Uji
coba dilakukan di Situ Perikanan yang banyak terdapat burung-burung liar
pemakan ikan, udang, dan sebagainya. Terlihat perbedaan respon saat diuji
cobakan suara Elang Bondol dan Elang Laut tersebut dimana suara Elang
Bondol tidak berpengaruh nyata terhadap sasaran sedangkan suara Elang Laut
berpengaruh mengusir burung-burung liar tersebut kecuali tipe D yang tidak
berpengaruh.