| dc.description.abstract | Perencanaan pemanfaatan sumberdaya laut membutuhkan data dan informasi kelautan yang memadai, terutama dalam menduga wilayah perairan yang memiliki potensi perikanan tinggi. Berdasarkan potensi produksi perikanannya, daerah laut yang mengalami upwelling merupakan daerah yang paling tinggi produktifitasnya yaitu sebesar 120 juta ton/tahun dengan luas wilayah kira-kira 0,1% dari wilayah laut dunia (Ryther, 1971).
Penelitian daerah yang mengalami upwelling dapat dilakukan dengan Remote Sensing (Teknologi Penginderaan Jauh), yang memiliki keunggulan yaitu data yang dihasilkan cepat, relatif murah dan data meliputi wilayah yang luas secara temporal dengan frekuensi pengamatan tinggi sehingga menjadi alternatif untuk memperoleh data oseanografi. Namun demikian data yang diperoleh dari deteksi sensor satelit masih memerlukan data in-situ hasil penelitian konvensional sebagai pendukung keakuratan interpretasinya.
Suhu Permukaan Laut (SPL) merupakan salah satu parameter lingkungan penting yang dapat diukur dengan teknologi penginderaan jauh menggunakan satelit NOAA/AVHRR. Dimana sebaran SPL hasil deteksi sensor satelit tersebut telah banyak digunakan untuk mengamati kondisi lingkungan suatu perairan seperti fenomena upwelling. Dalam Nontji (1987), upwelling di Indonesia terjadi pada Musim Timur dan Laut Flores diduga mengalami upwelling pada Musim tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa secara digital dan visual citra satelit NOAA-11/AVHRR-2 dalam bentuk sebaran suhu permukaan laut untuk melihat kondisi perairan Laut Flores pada Musim Timur. ... | id |
