Show simple item record

dc.contributor.advisorHubeis, Aida Vitalaya
dc.contributor.authorAstuti, Emy Puji
dc.date.accessioned2024-05-02T07:05:34Z
dc.date.available2024-05-02T07:05:34Z
dc.date.issued1994
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/148248
dc.description.abstractBerdasarkan keterangan Kandep Perindustrian Kodya Yogyakarta, di Propinsi Yogyakarta hanya ada satu industri kerajinan tangan yang memanfaatkan limbah pertanian seperti eceng gondok dan pelepah pisang, bahkan tidak menutup kemungkinan merupakan satu-satunya di Indonesia, karena langkanya industri tersebut. Kerajinan tangan yang memanfaatkan eceng gondok dan pelepah pisang pertama kali dikenalkan oleh Kandep Perindustrian Kodya Yogyakarta, dalam acara Pendidikan dan Latihan pada tahun 1989 dengan jumlah peserta 40 orang. Diklat kedua ini dibuka untuk anggota KUB ASTY dan masyarakat umum yang berminat. Berdasarkan kriteria BPS, industri kerajinan tangan kasus merupakan industri kecil yang melibatkan tenaga kerja luar dan tenaga kerja keluarga baik yang diupah maupun yang tidak diupah. Tenaga kerja luar sendiri dapat digolongkan menjadi dua yaitu buruh harian dan buruh borongan. Buruh harian memiliki dua jenis pekerjaan yaitu pekerjaan harian dan kerja lembur yang merupakan pekerjaan borongan. Sistem upah yang diterapkan bagi buruh harian adalah upah harian untuk kerja harian dan upah borongan untuk kerja lembur. Buruh borongan hanya mengerjakan jenis pekerjaan borongan dan mendapat upah borongan pula. Aktivitas buruh dalam bekerja meliputi dua tempat yaitu bekerja di rumah sendiri dan bekerja di rumah majikan. Untuk pekerjaan borongan, perbedaan tempat kerja akan mempengaruhi produk kerja buruh, dan membawa konsekuensi pada tingkat upah yang diterima. Jenis pekerjaan yang dilakukan di masing-masing tempat pun berbeda. Pekerjaan yang dikerjakan di rumah sendiri digolongkan sebagai pekerjaan borongan dan pekerjaan yang dikerjakan di rumah majikan merupakan pekerjaan harian. Dalam proses produksi, tidak ada pembagian kerja yang spesifik antarburuh. Setiap buruh harus bisa mengerjakan semua jenis pekerjaan yang ada dalam industri kerajinan tangan. Alasan pemilik usaha meniadakan spesialisasi terhadap buruhnya adalah bila ada buruh yang keluar atau tidak masuk kerja, maka tidak akan mengganggu proses produksi, karena buruh yang lain dapat menggantikannya. Hal ini berkaitan dengan situasi tenaga kerja dalam industri kecil umumnya yang memiliki angka mobilitas horisontal yang tinggi dan sistem pengelolaan yang diterapkan dalam industri tersebut…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleBuruh wanita dalam industri kerajinan tangan : Kasus industri kerajinan tangan pemanfaatan limbah pertanianid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record