Analisis alokasi dan optimasi penyediaan bahan baku getah pinus di Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah
Abstract
Dewasa ini, hasil hutan pinus yang berarti adalah getah, yang diolah menjadi gondorukem dan terpentin. Hasil kayu pinus, sementara ini secara relatif lebih kecil. Hal ini mungkin akan terus terjadi selama industri-industri hutan yang mempergunakan bahan baku kayu jarum sebagai sumber selulose belum dapat dikembangkan dengan baik.
Pengolahan getah pinus menjadi gondorukem dan terpentin selain memberikan hasil finansial bagi Perum Perhutani dan manfaat sosial bagi masyarakat desa sekitar hutan maupun pabrik, juga seringkali menghadapi permasalahan dalam mengendalikan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Salah satunya adalah biaya produksi. Komponen biaya produksi yang berpengaruh secara mendasar adalah biaya pengadaan bahan baku. Untuk menekan biaya tersebut, pendekatan yang dilakukan adalah meminimumkan biaya transportasi.
Selain itu penjatahan getah dari KPH pensuplai perlu diatur sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan bahan baku getah pinus bagi PGT-PGT yang ada. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tersebut, maka pemanfaatan potensi getah dari setiap KPH pensuplai perlu dimaksimumkan dengan jalan memaksimumkan produksi getah pinus dari masing-masing KPH tersebut.
Collections
- UT - Forest Management [3062]