Sumberdaya wisata lintas alam menuju kawah ratu di Wilayah hutan RPH Gunung Bunder, BPKPH Leuwiliang, Kabupaten Bogor
Abstract
Wisata lintas alam adalah salah satu bentuk wisata di alam terbuka berupa wisata perjalanan melalui lintasan (trails) tertentu menuju lokasi objek tujuan wisata sambil menikmati pemandangan atau melakukan aktivitas wi- sata di sepanjang perjalanan. Rute lintasan jalan setapak Pasir Reungit-Kawah Ratu terletak di wilayah hutan RPH Gunung Bunder kawasan hutan alam Gunung Salak memiliki potensi bagi pengembangan kegiatan wisata lintas alam menuju objek Kawah Ratu. Ketersediaan sumberdaya wisatanya diperlihatkan oleh ketersediaan lintasan jalan setapak, bentukan lahan, flora-fauna, aliran sungai, sumber air panas, panorama kawah dan air terjun serta peman- dangan di sekitar tapak yang mencerminkan karakter alami tapak. Studi bertujuan mengetahui potensi pengembangan lintasan Pasir Reungit-Kawah Ratu ditinjau dari ketersediaan sumberdaya wisatanya untuk lintas alam. Hasil studi terdiri dari rencana tata ruang, pergerakan, pengadaan dan tata letak fasilitas disertai alternatif pemanfaatan potensi dan pemecahan kendala di se- panjang lintasan sebagai tindakan pengelolaan dengan memperhatikan keingi- nan pengunjung dan kelestarian tapak.
Identifikasi data dari kegiatan survei dan inventarisasi meliputi aspek fisik, ekologis, teknik dan sosial-ekonomi. Ketersediaan sumberdaya wisata yang ada berupa lintasan jalan setapak alami sepanjang 4.280 km; Kawah Ratu sebagai objek tujuan dan suplai sumberdaya wisata utama; Kawah Mati I dan II sebagai suplai sumberdaya wisata sekunder; lahan datar di Pasir Reungit sebagai potensi zona penerimaan di awal lintasan dengan Curug dan Danau Cipeundeuy sebagai landmarknya; keindahan flora-fauna, aliran sungai dan suasana hutan di sepanjang lintasan. Pengelolaan oleh Perum Perhutani dan rencana pengembangan kawasan wisata Gunung Salak Endah (GSE) oleh Bappeda Kabupaten Bogor memperlihatkan karakteristik pengelolaan tapak, sedangkan pendapat pengunjung memperlihatkan karakteristik pengunjung. Tahap analisis menentukan potensi/kendala dari setiap aspek lalu diupayakan alternatif pemanfaatan/pemecahan dengan memperhatikan fungsi yang dikembangkan dalam tapak. Fungsi pelayanan (wisata dan sirkulasi) diperha- tikan guna meningkatkan kenyamanan berwisata, sedangkan fungsi konserva- si untuk kelestarian lingkungan. Kondisi fisik lintasan menyimpan potensi sekaligus kendala yang dapat mengurangi kenyamanan berwisata…dst
