Komunikasi dalam Program Kemitraan Konservasi Taman Nasional Meru Betiri Kabupaten Jember.
View/ Open
Date
2024-04-29Author
Lillah, Zulfidda
Sadono, Dwi
Lubis, Djuara
Metadata
Show full item recordAbstract
Kawasan hutan tidak dapat terlepas dari interaksi antara manusia. Interaksi
manusia dengan kawasan hutan ini yang selama ini menjadi permasalahan ketika
masyarakat memanfaatkan hasil hutan secara berlebihan. Kawasan konservasi yang
telah ditetapkan ijin pengelolaan perlu melibatkan partisipasi masyarakat sebagai
mitra seperti pada Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Partisipasi masyarakat
yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan Konservasi (LMDHK
Wonomulyo) hingga dua dekade ini belum memberikan hasil tutupan tanaman pokok
yang optimal, namun terdapat peningkatan tutupan lahan sebesar 35 persen pada
tahun 2023. Pemahaman anggota kelompok terkait hak, kewajiban, pendampingan
dan pengetahuan mengenai pemanfaatan kawasan konservasi perlu ditingkatkan
melalui komunikasi lingkungan.
Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
bagaimana karakteristik petani, pola komunikasi yang terjadi antara penyuluh
kehutanan dan petani, pelayanan taman nasional serta partisipasi petani dalam
keberlanjutan program kemitraan konservasi. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif korelasional didukung data kualitatif. Pengumpulan data dilakukan pada
bulan april hingga agustus 2023. Pemilihan lokasi dipilih secara purposive (sengaja)
pada Resort Wonoasri TNMB. Responden penelitian adalah anggota LMDHK,
delapan pengurus inti dipilih secara purposive serta 52 anggota dipilih secara kluster
dan acak per kelompok. Data dikumpulkan dengan mangajukan kuesioner, observasi.
dan data sekunder. Analisis data menggunakan uji statistik korelasi dengan aplikasi
SPSS 23.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik petani dalam hal usia ratarata
berusia 58,5 tahun dan motivasi ekonomi yang menarik petani untuk mengikuti
program kemitraan konservasi. Pola komunikasi dilakukan secara interaktif melalui
pertemuan rutin formal dan informal. Kegunaan materi penyuluhan memberikan
tambahan ilmu pengelolaan hutan dan kemudahan berdiskusi bagi petani di kawasan
konservasi. Partisipasi petani secara aktif melakukan mini riset terkait jenis tanaman,
kesesuaian bibit tanaman dan lahan telah sesuai namun persentase kesesuaian cukup
rendah.
Pola komunikasi penyuluh kehutanan terkait kegunaan materi berhubungan
nyata dengan jumlah bibit yang ditanam petani. Pelayanan taman nasional terkait
jenis bibit, jumlah dan luas lahan berhubungan nyata dengan jumlah bibit yang
ditanam, jenis bibit yang ditanam dan luas lahan yang diusahakan. Keberlanjutan
kemitraan konservasi secara ekonomi memperoleh pendapatan 4-30 juta/tahun,
secara sosial pertemuan antar petani dengan penyuluh kehutanan dirasakan lebih
mudah, secara lingkungan berkurangnya banjir/erosi, munculnya satwa liar dan
ketersediaan air saat kemarau. Partisipasi petani terkait peningkatan pendapatan
sesudah dan sebelum mengikuti program, serta jumlah tanaman pokok berhubungan
nyata dengan keberlanjutan program kemitraan konservasi.
Collections
- MT - Human Ecology [2199]