Modifikasi Pati Jagung (Zea mays) secara HMT (Heat Moisture Treatment) untuk Memperbaiki Sifat Fisik dan Mekanis Edible Film
Date
2024Author
Islamawan, Praboyo Ardin
Purnomo, Eko Hari
Wulandari, Nur
Metadata
Show full item recordAbstract
Kemasan plastik banyak digunakan untuk mengemas produk pangan, namun penggunaannya dapat mencemari lingkungan. Untuk itu, diperlukan inovasi dalam kemasan makanan seperti penggunaan edible film. Edible film dapat dibuat dari bahan baku pati. Di Indonesia, tanaman penghasil pati cukup melimpah dan potensial untuk digunakan dalam produksi edible film. Penggunaan pati alami untuk dijadikan bahan baku pada pembuatan edible film memiliki kekurangan seperti sifat hidrofilik yang dimiliki pati akan mengakibatkan edible film tidak dapat menahan laju perpindahan uap air sehingga memiliki nilai WVTR yang tinggi. Oleh karena itu perlu adanya suatu cara untuk meningkatkan sifat pati alami agar edible film memiliki karakteristik yang lebih baik, salah satunya caranya yaitu dengan memodifikasi pati alami tersebut. Modifikasi pati secara fisik seperti HMT sudah sering digunakan karena mudah dilakukan, ramah lingkungan, serta biaya operasional yang terjangkau. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sifat fisik dan mekanis edible film dengan modifikasi heat moisture treatment (HMT) pada bahan baku pati jagung.
Penelitian ini terdiri dari empat tahap: (1) pengujian distribusi panas dan penetrasi panas; (2) karakterisasi pati jagung awal; (3) karakterisasi dan modifikasi pati jagung menggunakan rancangan acak lengkap 3 taraf perlakuan suhu (HMT 100, 110, dan 120 oC); dan (4) karakterisasi sifat fisik dan mekanis edible film menggunakan rancangan acak lengkap 3 taraf dari penggunaan pati HMT 100, 110, dan 120. Analisis data menggunakan one-way analysis of variance (ANOVA) dengan uji lanjut menggunakan uji Tukey pada selang kepercayaan 95%. Karakteristik pati jagung yang dianalisis meliputi komposisi proksimat pada pati jagung komersil, kemudian kadar amilosa, whiteness index, bentuk dan ukuran granula, serta profil gelatinisasi pada pati jagung HMT. Karakteristik edible film yang dianalisis meliputi ketebalan, keburaman, water vapor transmission rate (WVTR), kuat tarik, elongasi, dan sifat kristalinitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar amilosa tertinggi pada pati jagung HMT 120 adalah 29,47% dengan whiteness index 84,40. Kenampakan granula pati jagung setelah modifikasi berbeda dengan kontrol, dan profil gelatinisasi setelah modifikasi berada di bawah kontrol. Edible film memiliki ketebalan rata-rata 0,14 mm, sedangkan tingkat keburaman edible film HMT berbeda dengan kontrol dengan nilai terendah pada edible film HMT 100 yaitu 1,11 a.u./mm. Edible film HMT 120 memiliki karakteristik terbaik dengan nilai WVTR terendah yaitu 23,47 g/m2/24 jam, nilai kuat tarik tertinggi yaitu 4,12 MPa, sedangkan nilai elongasi tidak berbeda antar perlakuan dan kontrol. Edible film HMT 120 memiliki nilai kristalinitas tertinggi sebesar 41%. Plastic packaging is widely used for food products, but it can pollute the environment. For this reason, innovation is needed in food packaging, such as using edible film. Edible films can be made using starch. In Indonesia, starch-producing plants are abundant and potentially used in edible film production. The use of native starch to be used as raw material in making edible film has disadvantages, such as the hydrophilic properties of starch will result in edible film cannot withstand the rate of water vapor transfer so that it has a high WVTR value. Therefore, there needs to be a way to improve the properties of natural starch so that edible film has better characteristics, one of which is by modifying the natural starch. Physical modification of starch such as HMT is often used because it is easy to do, environmentally friendly, and has affordable operational costs. The aim of this study was to improve the physical and mechanical properties of edible films by heat moisture treatment (HMT) modification of corn starch as a raw material.
This research consisted of four stages: (1) heat distribution and heat penetration testing; (2) initial corn starch characterization; (3) characterization and modification of corn starch using a completely randomized design with 3 temperature treatment levels (HMT 100, 110, and 120 oC); and (4) characterization of the physical and mechanical properties of edible film using a completely randomized design with 3 levels using HMT 100, 110, and 120 starch. Data analysis used one-way analysis of variance (ANOVA) with further tests using the Tukey test at a confidence interval of 95 %. The corn starch characteristics analyzed included the proximate composition of commercial corn starch, amylose content, whiteness index, granule shape and size, and gelatinization profile of HMT corn starch. The edible film characteristics analyzed include thickness, opacity, WVTR, tensile strength, elongation, and crystallinity properties.
The research showed that the highest amylose content in HMT 120 corn starch was 29.47%, with a whiteness index of 84.40. The appearance of corn starch granules after modification differed from the control, and the gelatinization profile after modification was below the control. Edible film has an average thickness of 0.14 mm, while the opacity level of HMT edible film differs from the control, with the lowest value for HMT 100 edible film was 1.11 a.u./mm. Edible film HMT 120 has the best characteristics, with the lowest WVTR value of 23.47 g/m2/24 hours and the highest tensile strength value of 4.12 MPa, while the elongation value does not differ between treatments and controls. Edible film HMT 120 has the highest crystallinity value of 41%.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2274]