Show simple item record

dc.contributor.advisorToelihere, Mozes R
dc.contributor.advisortaurin, Buyung M
dc.contributor.advisormanggung, R.Ipin Rosadi
dc.contributor.authorIsmawaldi
dc.date.accessioned2024-04-23T02:25:06Z
dc.date.available2024-04-23T02:25:06Z
dc.date.issued1980
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/146817
dc.description.abstractSuatu penelitian untuk mencari waktu keseimbangan yang optimum dalam proses pengawetan semen kerbau dalam bentuk semen beku butiran, telah dilakukan di laboratorium Departemen Reproduksi, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor mulai tanggal 25 januari sampai 10 februari 1980. Semen diperoleh dari dua ekor kerbau jantan bangsa kerbau lumpur (Bubalu (Bubalus bubalis) yang berumur 42 bulan dan beratnya masing-masing 450 kg dan 350 kg. Dua ejakulat yang didapat diencerkan dengan bahan pengencer yang sama. Bahan pengencer yang digunakan terdiri dari laktosa; kuning telur, susu skim; natrium karbonat; gliserol dan antibiotik (Streptomycin dan Penicillin). Semen cair yang diperoleh dibagi ke dalam empat bagian yang sama banyak, tiap contoh semen sesuai dengan empat perlakuan waktu keseimbangan. Suhu semen cair diturunkan segara bertahap dari keadaan guhu kamar sampai suhu antara O -5°C. Pada suhu antara O -5°C diberikan waktu keseimbangan sebagai perlakuan yaitu 1, 6, 12 dan 24 jam. Setelah waktu keseimbangan diberikan lalu semen cair tersebut dibekukan dan dicetak menjadi bentuk butiran dengan CO, padat yang bersuhu -79 C. Tiap butir semen beku dengan voltime 0,1 ml diperkirakan mempunyai spermatozoa yang aktif gebanyak 20 x 10, disimpan dalam N₂ cair dengan suhu -196°C. 2 Pengamatan terhadap jumlah sperma yang aktif kembali dilakukan setelah penyimpanan selama O sampai 14 hari. Hasil pengamatan selama 14 hari didapat rata-rata jumlah sperma yang aktif kembali adalah 63,73%; 78,89 %; 63,05% dan 58,77 % untuk kerbau A dan 64,50 %; 83,32%; 63,55% dan 61,33% untuk kerbau B. Analisa statistik dengan sidik ragam menunjukkan bahwa waktu keseimbangan sangat nyata berpengaruh terhadap motilitas sperma setelah pembekuan, sedangkan individu kerbau tidak berpengaruh. Waktu keseimbangan 6 jam berbeda nyata (P/0,05) dengan waktu keseimbangan 1, 12 dan 24 jam. Dalam batas-batas kondisi penelitian ini dapat disimpulkan bahwa waktu keseimbangan selama 6 jam adalah waktu keseimbangan yang paling baik untuk proses pembekuan semen dalam bentuk butiran.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPengaruh waktu keseimbangan terhadap motilitas sperma pada proses pengawetan semen kerbau lumpur bentuk butiranid
dc.titlePengaruh waktu keseimbangan terhadap motilitas sperma pada proses pengawetan semen kerbau lumpur bentuk butiranid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record