Abnormalitas jumlah kromosom embrio tahap blastosis pada mencit dan manusia
View/Open
Date
2002Author
Notosoediro, Pristiani Nurantika
Boediono, Arief
Mohamad, Kusdiantoro
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian abnormalitas komposisi kromosom embrio mencit dan manusia pada tahap blastosis. Mencit betina disuperovulasi dengan Pregnant Mare's Serum Gonadotropin (PMSG) dan human Chorionic Gonadotropin (hCG) dengan dosis masing-masing 5 IU/ekor secara intra peritoneal dengan interval waktu 48 jam. Pada hari yang sama saat penyuntikan hCG, mencit betina disatukandangkan dengan mencit jantan dari strain yang sama dengan perbandingan 1: 1. Embrio mencit dikoleksi pada hari keempat kebuntingan, dimana embrio telah mencapai tahap blastosis. Embrio manusia yang dianalisa merupakan donasi dari salah satu klinik infertilitas yang merupakan hasil kultur pada hari ke-5. Embrio tersebut merupakan kelebihan embrio setelah dilakukan transfer dan ibu dinyatakan hamil sampai mempunyai anak. Untuk menghentikan tahap perkembangan sel pada metafase, maka embrio yang telah diperoleh dikultur selama 4 jam dalam medium kultur TCM 199 yang mengandung colcemid. Kemudian berturut-turut dilakukan perendaman embrio dalam cairan hipotonik, fiksasi pertama dengan cairan Carnoy yang ditambahkan dengan cairan hipotonik, fiksasi kedua dengan cairan Carnoy dan fiksasi ketiga dengan asam asetat glasial. Preparat dikeringkan selama satu malam kemudian diwarnai menggunakan giemsa 5% dengan pH 6,8. Observasi dilakukan menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 100X untuk menghitung jumlah sel dan metafase serta dengan pembesaran 400X untuk menghitung jumlah kromosom. Dari hasil observasi diperoleh jumlah sel rata-rata blastosis mencit sebesar 63,94 dan pada blastosis manusia diperoleh sebesar 86,38. Jumlah rata-rata metafase pada blastosis mencit yang diamati adalah 10,81 dan sebesar 11,31 pada blastosis manusia. Abnormalitas komposisi kromosom blastosis mencit adalah embrio N/2N sebanyak 30,00%. Pada blastosis manusia, teranalisa abnormalitas komposisi kromosom sebesar 50,00% dengan variasi N/2N, 2N/4N, embrio mosaik (2N/3N/4N) dan embrio tetraploidi (4N) dengan persentase yang sama (12,5%). Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa analisa kromosom merupakan suatu metode yang penting untuk mendeteksi adanya abnormalitas kromosom guna menghindari transfer embrio yang berkualitas rendah yang dapat mengakibatkan terlahirnya individu cacat atau mengidap penyakit tertentu. Selain itu, kondisi kultur dan lamanya waktu kultur dapat menyebabkan peningkatan insidensi abnormalitas kromosom pada embrio yang dihasilkan.