Show simple item record

dc.contributor.advisorSyaukat, Yusman
dc.contributor.authorWijayanti, Pini
dc.date.accessioned2024-04-04T02:48:45Z
dc.date.available2024-04-04T02:48:45Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/145327
dc.description.abstractPariwisata adalah salah satu sektor non migas yang tengah diupayakan oleh pemerintah walaupun dalam pelaksanaannya sektor non migas banyak menghadapi kendala. Pariwisata mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan nasional seperti yang tertuang dalam GBHN 1998. Banyak daerah di Indonesia tengah giat mengembangkan potensi pariwisatanya salah satunya adalah Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Bagi wisatawan yang datang ke Cianjur Kebun Raya Cibodas (KRC) merupakan tujuan wisata utama, selain Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango dan Taman Bunga Nusantara. Penelitian ini mengangkat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan KRC. Sebagai obyek wisata alam yang merupakan barang publik, wisata alam mempunyai sifat non-rivalry, non-excludibility dan congestility (Bahruni, 1993) serta tidak terdapatnya mekanisme pasar dan harga. Agar dapat lebih mengembangkan potensi lokasi dan pendapatan yang diterima tentunya penting untuk mengetahui bagaimana karakteristik wisatawan khususnya wisatawan domestik yang berkunjung ke KRC. Sebagai kawasan konservasi ex silu KRC memberikan manfaat ekonomi yang intangible. Berapa besar manfaat totalnya penting untuk diketahui karena informasi tersebut akan berguna dalam mengestimasi manfaat yang diterima dan biaya yang harus dikeluarkan. Ketidakmampuan pasar dalam menilai manfaat rekreasi secara kuantitatif, mengakibatkan alokasi pemanfaatan sumberdaya alam dalam bentuk rekreasi belum optimal. Tetapi manfaat ini tidak dapat dihitung secara riil karena tidak mempunyai data nilai pasar. Secara teori kesulitan ini dapat diatasi dengan membuat skedul permintaan berdasarkan pendekatan kesediaan membayar (willingness to pay). Prinsip yang mendasari konsep pendugaan permintaan adalah manfaat (benefit) dilihat dari seberapa jauh pemakai barang publik secara rasional bersedia untuk membayarnya. Hal ini tidak lepas dari faktor-faktor sosial ekonomi yang turut mempengaruhi permintaan rekreasi tersebut. Kesediaan membayar ini secara grafis terlihat sebagai kemiringan kurva permintaan, yang selanjutnya dapat diderivasi untuk mendapatkan suatu estimasi permintaan. Penilaian ekonomi barang publik yang sering dinyatakan sebagai barang bebas (free goods) ini membutuhkan suatu pendekatan tertentu. Pendekatan terhadap harga ini kemudian digunakan untuk mengestimasi besarnya permintaan, manfaat (benefit) atau surplus konsumen. Salah satu teknik untuk menilai barang-barang non- pasar ini adalah model biaya perjalanan (travel cost model). Opportunity cost waktu, merupakan salah satu elemen penting dalam model biaya perjalanan. Paper ini secara empiris menggunakan model dengan asumsi income merupakan dasar untuk menentukan biaya korbanan waktu. Dalam hal ini...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis permintaan dan surplus konsumen kebun raya Cibodas sebagai tempat rekreasi dengan menggunakan metode biaya perjalananid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record