| dc.description.abstract | Dalam proses pembangunan, pembukaan jalan untuk sarana transportasi merupakan kebutuhan yang cukup utama dan mendesak. Pembuatan jalan ini kadang-kadang harus menembus suatu wilayah hutan sehingga kegiatan pembukaan hutan tidak dapat dihindari. Hal ini terjadi pada pembangunan jalan tembus Sanggi- Bengkunat yang berukuran lebar rata-rata 20 meter dan panjang 55 km. Dari panjang tersebut, terdapat trase jalan yang memotong kawasan hutan Taman Nasinal Bukit Barisan Selatan (zona rimba) sepanjang 12 km dan hutan lindung sepanjang 4.5 kın.
Jalan raya menghilangkan habitat secara langsung dengan terjadinya ruang
kosong dalam suatu ekosistem (Cox dan Buechner, 1992). Wilayah hutan di tepi
jalan memiliki kondisi lingkungan dan iklim mikro yang berbeda dari kondisi
lingkungan dan iklim mikro yang terdapat di bagian tengah hutan, sehingga
menimbulkan dampak yang dikenal sebagai edge effect atau pengaruh tepian yang
lebarnya bervariasi (Forman dan Godron, 1986). Hanya spesies tepi saja yang dapat
hidup pada daerah ini, sebaliknya spesies interior yang tidak menyukai daerah
terbuka akan semakin terdesak ke dalam hutan, sehingga habitatnya semakin sempit
(Meffe dan Carrol, 1994).
Burung pada banyak kasus muncul sebagai indikator yang baik dari perubahan yang umum dalam kualitas dan kuantitas habitat (Furness dan Greenwood, 1993). Dalam penelitian ini hanya difokuskan pada pengaruh tepian bagi burung dan perubahan vegetasi sebagai salah satu komponen habitatnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh tepian dan luas hilangnya habitat yang ditimbulkan akibat pembukaan wilayah hutan untuk membangun jalan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dengan menggunakan burung sebagai indikatornya. ... | id |