Studi kandungan logam berat kadmium (Cd) dan merkuri (Hg) pada jaringan tubuh burung pecuk padi (Phalaacrocorax niger) di kawasan Hutan Angke Kapuk, Jakarta

Abstract

Pencemaran lingkungan, baik karena proses alami mau- pun akibat berbagai kegiatan manusia bukanlah suatu hal yang baru. Perairan Teluk Jakarta juga tidak luput dari masalah pencemaran. logam berat. Khususnya pencemaran oleh limbah Dari berbagai jenis limbah, limbah logam berat termasuk ke dalam kelompok limbah B3 (Bahan Beracun Berba- haya). Hal ini disebabkan kebanyakan logam berat dapat terakumulasi dalam tubuh biota (bioakumulasi) dan tingkat toksisitasnya sangat tinggi. Berdasarkan urutan tingkat toksisitasnya, merkuri (Hg) dan kadmium (Cd) merupakan jenis logam berat yang paling berbahaya (Waldichuk, 1974 dalam Hutagalung, 1991). Efek akut dan kronis kedua logam ini sangat penting. Perairan Teluk Jakarta juga merupakan habitat dari berbagai spesies lahan basah. Di dalam ekosistem perairan, satwa burung air merupakan salah satu predator tingkat tinggi yang dapat menjadi bioindikator adanya polutan logam berat di suatu kawasan. Penggunaan satwa burung air sebagai indikator adanya polutan ini merupakan suatu hal yang penting untuk dikaji. Hal ini mengingat bahwa kedudukan satwa tersebut berdasarkan urutan rantai makanan adalah dekat dengan manusia (Furness, 1993), Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji adanya kandungan logam berat kadmium (Cd) dan merkuri (Hg) pada jaringan tubuh burung Pecuk Padi (Phalacrocorax niger); khususnya pada organ hati, ginjal dan jaringan otot burung tersebut. ...