Pertambahan bobot dan ukuran badan anakan Buaya Muara (Crocodylus porosus Schneider, 1801) dengan perlakuan beberapa formulasi pakan daging ayam dan ikan kembung di Taman Margasatwa Ragunan
View/ Open
Date
2012Author
Manan, R Faid Abdul
Thohari, A Machmud
Ginoga, Lin Nuriah
Metadata
Show full item recordAbstract
Buaya muara (Crocodylus porosus) merupakan salah satu jenis reptilia yang saat ini keberadaannya di Indonesia terancam punah. Jenis ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk diambil kulitnya dan sebagai sumber protein hewani. Penurunan populasi buaya selain karena perburuan, juga disebabkan oleh rusaknya habitat buaya itu sendiri. Berdasarkan status dan kondisi populasi buaya muara yang terancam kepunahan baik dari gangguan alami maupun aktifitas manusia, maka upaya konservasi perlu dilakukan.
Taman Margasatwa Ragunan (TMR) merupakan salah satu bentuk lembaga konservasi ex-situ yang terdapat di Jakarta. Upaya yang dilakukan oleh TMR adalah dengan melakukan kegiatan penangkaran dan telah berhasil menetaskan anak buaya muara. Upaya tersebut memerlukan informasi mengenai pertumbuhan anak buaya dan pakan yang diberikan di TMR, sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi jenis pakan yang cocok dan sesuai yang memberikan pengaruh paling cepat terhadap pertumbuhan anak buaya muara, kandungan gizi pakan dan teknik pengelolaan buaya di TMR.
Penelitian dilaksanakan pada bulan September - November 2011. Data yang dikumpulkan berupa parameter pertumbuhan anak buaya muara (panjang total, lingkar dada dan bobot badan), kandugan gizi formulasi pakan dan aspek pengelolaan buaya TMR. Alat yang digunakan yaitu meteran, timbangan digital, termometer dry wet, cat minyak, dan kamera digital. Anak buaya muara yang dicobakan mempunyai ukuran panjang total 3040 cm, berumur 3 bulan dan jenis kelamin dianggap sama atau seragam. Pakan yang diberikan kepada anak buaya muara setiap hari yaitu daging ayam (Gallus sp.) dan ikan kembung (Rastrelliger sp.) sebanyak 80 gram dengan formulasi: A (100% daging ayam), B (75% daging ayam + 25% ikan kembung), C (50% daging ayam + 50% ikan kembung), D (25% daging ayam + 75% ikan kembung), dan E (100% ikan kembung). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap. Hasil pengukuran dianalisis menggunakan analisa sidik ragam uji-f (anova).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pemberian formulasi pakan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95% terhadap pertumbuhan anakan buaya muara yang berukuran 3040 cm. Pakan yang dikonsumsi oleh anakan buaya muara berumur 35 bulan sebanyak 6,7 g/ekor/hari dengan konsumsi pakan terbesar pada formulasi pakan B (75% daging ayam + 25% ikan kembung) B yaitu sebesar 22,4 g/ekor/minggu, 0,3 cm/ekor/minggu dan 1,1
sebesar 8,0 g/ekor/hari. Pertambahan bobot badan, lingkar dada dan panjang total anakan buaya muara berumur 3-5 bulan di TMR terbesar pada formulasi pakan
cm/ekor/minggu. Pengelolaan buaya di TMR terdiri dari 4 kegiatan utama yaitu
pengelolaan perkandangan, pakan, perawatan kesehatan, serta reproduksi. Teknik
pengelolaan buaya di TMR termasuk kategori pengelolaan semi intensif.
