Studi interaksi dan karakteristik habitat gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Bentayan Gunung Raya dan Segamit Propinsi Sumatera Selatan
View/ Open
Date
1996Author
Prayetno, Ibrohim
Thohari, Machmud
Masy'ud, Burhanuddin
Haryanto
Metadata
Show full item recordAbstract
Elephas maximus sumatranus merupakan satwa yang dilindungi oleh Undang- Undang, yaitu Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Di dalam The Red Data Book yang dikeluarkan oleh IUCN, gajah termasuk jenis satwa yang terancam punah (endangered species). Menurut Haryanto (1984) terdapat sepuluh kelompok populasi gajah Sumatera di Propinsi Sumatera Selatan, yaitu Gunung Raya, Tunggul Buta, Bukit Hitam, Subanjeriji, Air Semangus, Sungai Pasir, Padang Sugihan-Lebong Hitam, Bentayan, Air Medak dan Air Kapas.
Aktivitas manusia dan kegiatan pembangunan dapat menyebabkan terpecah belahnya populasi gajah sehingga interaksi antar populasi gajah terganggu dan sebagian populasi menjadi terisolasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antar beberapa populasi, keterisolasian yang terjadi dan karakteristik habitat gajah sumatera. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pengembangan dan pembangunan fisik di luar habitat gajah.
Penelitian ini dilakukan di tiga lokasi, yaitu Bentayan, Segamit dan G. Raya, Propinsi Sumatera Selatan. Metode pengumpulan data untuk studi interaksi antar populasi adalah pengamatan langsung di lapangan terhadap tanda-tanda keberadaan gajah, kuisioner kepada responden yang dinilai mengetahui masalah gajah serta analisis peta penggunaaan dan pengembangan lahan di Sumatera Selatan dan Peta Penyebaran Gajah di Sumatera Selatan. Data karakteristik habitat dibatasi pada komponen vegetasi. Pengumpulan data vegetasi dilakukan dengan metode berpetak. ...
