Pengaruh Penutupan Tajuk Hutan Mangrove terhadap potensi wilayah hutan mangrove sebagai Nursery Ground nener bandeng (chanos chanos Forskal, 1775 di taman Nasional Baluran Jawa Timur

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan persentase penutupan tajuk hutan mangrove terhadap beberapa sifat fisik, kimia dan biologi ekosistemnya serta kesesuaian hutan mangrove dengan persentase penutup tajuk yang berbeda untuk berfungsi sebagai nursery ground bagi nener bandeng. Penelitian dilakukan di wilayah hutan mangrove Bama dan Popongan, Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Hutan mangrove Bama memiliki penutupan tajuk sebesar 67,5% sedangkan hutan mangrove Popongan 49,2% Nilai salinitas dan pH perairan di kedua wilayah hutan mangrove tidak menunjukkan adanya perbedaan. Pada hutan mangrove Bama dengan penutupan tajuk yang lebih rapat suhu air rata-rata lebih tinggi, terjadi penurunan suhu yang lebih besar antara wilayah perairan pantai terbuka dengan wilayah hutan mangrove, intensitas cahaya di dalam hutan mangrove yang lebih rendah dan hambatan terhadap cahaya lebih tinggi, kepadatan fitoplankton lebih tinggi sedangkan kepadatan alga filamen lebih rendah dari pada hutan mangrove Popongan. Keadaan sedimen dan produktivitas serasah hutan mangrove Bama menyiratkan kesuburan yang lebih baik. Hutan mangrove Popongan dengan persentase penutupan tajuk yang lebih rendah memiliki perairan yang lebih jernih dan tingkat keanekaragaman fitoplankton yang lebih tinggi. Perbedaan persentase penutupan tajuk tidak berpengaruh nyata terhadap kesesuaian wilayah hutan mangrove Bama dan Popongan untuk berfungsi sebagai nursery ground bagi nener bandeng. Secara ekologis wilayah hutan mangrove Bama memiliki sifat-sifat yang lebih sesuai untuk berfungsi sebagai nursery ground bagi nener bandeng.