Analisis kapasitas infiltrasi pada berbagai penggunaan lahan di kabupaten Bogor
View/Open
Date
2015Author
Pertiwi, Syiva Nuriah
Tarigan, Suria Darma
Wahjunie, Enni Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Lonjakan jumlah penduduk yang disertai dengan perbaikan kesejahteraan masyarakat dapat menyebabkan peningkatan berbagai kebutuhan masyarakat, seperti kebutuhan pokok dan kebutuhan mewah. Salah satu cara yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya adalah dengan cara bertani. Namun, terbatasnya lahan pertanian menyebabkan adanya konversi lahan hutan menjadi kahan pertanian (seperti pada kebun kelapa sawit dan kebun karet). Dilain pihak, konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian menyebabkan penurunan kualitas tanah, antara lain: berkurangnya serasah, rendahnya kadar bahan organik, rendahnya kapasitas infiltrasi, dan tingginya bobot isi. Penurunan kualitas tanah dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai perubahan sifat-sifat tanah akibat konversi lahan. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah kapasitas infiltrasi, bobot isi, dan kandungan bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kapasitas infiltrasi tanah pada berbagai penggunaan lahan, yaitu kebun kelapa sawit, kebun karet, dan hutan, serta melihat pengaruh bobot isi tanah dan kandungan bahan organik terhadap kapasitas infiltrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas infiltrasi pada hutan sebesar 3.48 cm/jam, kelapa sawit piringan sebesar 3.36 cm/jam, kebun karet 2.12 cm/jam, dan lahan kelapa sawit gawangan sebesar 1.62 cm/jam. Kapasitas infiltrasi ketiga jenis penggunaan lahan tersebut termasuk dalam laju infiltrasi sedang. Perbedaan terbesar terjadi antara lahan hutan dan lahan kelapa sawit gawangan. Lahan hutan memiliki kapasitas infiltrasi tertinggi yang disebabkan oleh tingginya kadar bahan organik yang berasal dari banyaknya serasah dan jarangnya aktivitas manusia yang menyebabkan pemadatan tanah rendah (bobot isi rendah); sedangkan lahan kelapa sawit gawangan memiliki kapasitas infiltrasi terendah yang disebabkan oleh bobot isi yang tinggi dan rendahnya kadar bahan organik akibat dari peningkatan kepadatan tanah dan hilangnya vegetasi penutup tanah oleh aktivitas manusia.