Show simple item record

dc.contributor.advisorSuwandi, Ruddy
dc.contributor.advisorJacoeb, Agoes M
dc.contributor.authorTampubolon, Rio S. S. M.
dc.date.accessioned2024-03-27T00:55:35Z
dc.date.available2024-03-27T00:55:35Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143705
dc.description.abstractTransportasi ikan hidup adalah menempatkan ikan dalam lingkungan baru yang terbatas dengan lingkungan asalnya disertai perubahan-perubahan sifat lingkungan yang sangat mendadak. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam proses transportasi ikan hidup adalah sistem transportasi tanpa media air dengan cara imotilisasi. Penggunaan bahan pemingsan (anestetik) ini ditujukan untuk mencegah atau mengurangi terjadinya stres yang berujung kematian pada ikan selama proses transportasi. Permasalahan yang terjadi pada transportasi kering dengan teknik imotilisasi yaitu bahan anestetiknya yang susah didapatkan dan harganya terlampau mahal. Bahan anestetik yang umum digunakan yaitu tricaine atau MS-222, bahan ini susah didapatkan dan harganya pun mahal sehingga perlu dicari bahan kimia lain yang dapat digunakan sebagai anestetikum, salah satunya adalah dengan menggunakan acepromazine (ACP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis kelamin antara ikan jantan dengan ikan betina selama proses pemingsanan dengan menggunakan acepromazine. Penelitian dilakukan dengan memasukkan 5 ekor ikan pada tiap perlakuan ke dalam larutan anestetikum yang telah dibuat. Setelah ikan teranestesi, kemudian ikan dipindahkan ke dalam wadah yang berisi air bersih untuk menyadarkan ikan kembali. Parameter yang diamati selama proses tersebut antara lain tingkah laku ikan selama proses pemingsanan, waktu onset, waktu pulih sadar, serta tingkat kelulusan hidup (survival rate) ikan. Tahapan ini dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Perubahan kualitas air juga diukur pada saat ikan dimasukkan ke dalam larutan anestetik dan setelah ikan pingsan. Perlakuan perbedaan jenis kelamin dan perbedaan konsentrasi acepromazine yang diberikan dalam proses pemingsanan ikan nila memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap waktu onset dan waktu pulih sadar ikan nila. Pada parameter tingkat kelulusan hidup, hanya perlakuan penambahan acepromazine dengan berbagai konsentrasi yang memberi pengaruh berbeda nyata. Interaksi antara kedua perlakuan tersebut tidak memberi pengaruh yang nyata terhadap parameter yang diujikan. Ikan nila jantan memiliki waktu onset yang lebih lama dibandingkan ikan nila betina, sedangkan ikan nila betina memiliki waktu pulih yang lebih lama dibandingkan ikan nila jantan. Hal ini disebabkan oleh kandungan lemak yang dimiliki ikan nila betina lebih tinggi dibandingkan ikan nila jantan, sehingga ikan nila betina lebih cepat pingsan namun membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kembali ke kondisi normal. Konsentrasi acepromazine yang optimal sebagai zat anestesi ikan nila adalah 50 ppm dengan tingkat kelulusan hidup rata-rata 95,55%; waktu onset rata-rata 57,11 menit; dan waktu pulih sadar rata-rata 61,44 menit. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat direkomendasikan bahwa pembedaan jenis kelamin antara ikan jantan dan ikan betina diperlukan pada saat akan dilakukan proses transportasi ikan dalam keadaan teranestesi…id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcFisheries and marine Scienceid
dc.subject.ddcAquatic Products Technologyid
dc.subject.ddcBogorid
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.titlePenerapan teknik imotilisasi menggunakan acepromazine dalam transportasi kering Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan pembedaan jenis kelaminid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordImotilisasiid
dc.subject.keywordTransportasiid
dc.subject.keywordJenis kelaminid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record