Show simple item record

dc.contributor.advisorMashar, M Chamim
dc.contributor.authorAlmen
dc.date.accessioned2024-03-26T07:35:25Z
dc.date.available2024-03-26T07:35:25Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143681
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pencurian kayu di KPH Bogor khususnya di BKPH Leuwiliang, Jasinga, Parung Panjang, Bogor dan Jonggol, serta menganalisis hubungan jumlah polisi hutan dan bantuan PMDH dengan tingkat pencurian kayu di lokasi tersebut. Data yang dikumpulkan terdiri dari data-data sekunder. Data sekunder dikumpulkan dari data-data yang terdapat pada PT. Perhutani baik di tingkat KPH maupun BKPH dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. Data-data tersebut, antara lain keadaan umum lokasi, tingkat pencurian kayu, upaya pengamanan pencurian kayu, kegiatan PMDH di masing-masing BKPH, dan keadaan sosial ekonomi masyarakat. Untuk membandingkan angka pencurian kayu yang terjadi maka angka pencurian kayu di mesing-masing BKPH dipersentasekan terhadap nilai produksi kayunya tiap tahun. Data pencurian kayu, bantuan PMDH dan gaji polisi hutan dianalisis dengan analisis tabel. Analisis tabel ini, yakni membandingkan tingkat pencurian kayu dengan bantuan program PMDH dan biaya pengamanan pencurian kayu, yang terjadi tiap tahun di masing-masing BKPH. Sehingga dengan analisis tabel ini terlihat hubungan yang terjadi, yakni apakah dengan semakin tingginya bantuan PMDH atau semakin meningkatnya jumlah polisi hutan dan biaya pengamanan hutan akan diikuti dengan semakin turunnya tingkat pencurian kayu. Untuk melihat hubungan secara lebih jelas digunakan analisis grafik, yakni dengan menggambarkan dalam bentuk grafik data-data yang telah dianalisis dengan analisis tabel. Untuk memudahkan perhitungan dan pembuatan grafik ini digunakan program Excel. Pada tahun 1996 di KPH Bogor nilai pencurian kayu yang terjadi adalah sebesar Rp. 22.982.044,00. Pada tahun berikutnya, tahun 1997, tingkat pencurian kayu di KPH Bogor turun menjadi senilai Rp. 10. 679.200,00 dan turun lagi pada tahun berikutnya, tahun 1998, menjadi senilai Rp. 1.218.500,00. Namun tingkat pencurian kayu menjadi semakin meningkat sejak tahun 1999-Mei 2001. Pada tahun 1999 pencurian kayu meningkat menjadi senilai Rp. 11.413.800,00. Dan mencapai tingkat pencurian tertinggi pada tahun 2000, senilai Rp. 27. 311.000,00. Sampai bulan Mei 2001 nilai pencurian kayu sudah mencapai Rp.25.342.000,00....id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest managementid
dc.subject.ddcLoggingid
dc.titleHubungan bantuan pembinaan masyarakat desa hutan (PMDH dan jumlah polisi hutan, dengan tingkat pencurian kayu di KPH Bogor, PT Perhutani (Persero) Unit III Jawa Barat : Studi kasus di BKPH Leuwiliang, Jasinga, Parung Panjang, Bogor dan Jonggolid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record