Tipologi habitat pesisir Lombok Selatan untuk budidaya rumput laut Eucheuma cottonii
View/ Open
Date
1997Author
Arifin, Mochamad Akur
Bengen, Dietrich G.
Zatnika, Achmad
Yulianda, Fredinan
Metadata
Show full item recordAbstract
Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu daerah yang potensi sumberdaya rumput lautnya memungkinkan untuk dikembang- kan. Luas perairan pantai Propinsi Nusa Tenggara Barat kurang lebih 29.870 km² dengan panjang garis pantai sekitar 2.900 km. Potensi areal un- tuk pengembangan budidaya rumput laut seluas 5.910 Ha dengan potensi produksi sebesar 177.300 ton/tahun atau 14.775 ton/bulan, sedangkan ting- kat pemanfaatan lahan budidaya pada saat ini baru 17% dari potensi areal yang ada (Anonimous, 1991).
Salah satu langkah awal untuk usaha pengembangan budidaya rum- put laut di Indonesia maka perlu mengenali karakteristik dan dinamika (tipologi) serta survei lokasi-lokasi baru yang diperkirakan tepat untuk usaha budidaya. Dengan melakukan salah satu langkah awal diatas maka akan di- dapat informasi-informasi yang berguna dalam pengelolaan sumberdaya rumput laut.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mempelajari dan melihat kuali- tas perairan lokasi budidaya rumput laut serta mengetahui hubungan antara kualitas perairan dengan laju pertumbuhan rumput laut di perairan Pesisir Lombok Selatan, Nusa Tenggara Barat.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari April 1996. Lokası penelitian adalah merupakan daerah budidaya rumput laut di perairan Pesisir Lombok Selatan, Nusa Tenggara Barat. Stasiun penelitian ditentukan se- banyak 5 lokasi yang masing-masing berada di daerah Gerupuk, Batu Nam- par, Ekas, Serewe dan Semerang.
Pengukuran dan pengambilan contoh, baik parameter fisika dan kimia dilakukan satu kali seminggu selama penelitian berlangsung. Rumput laut uji adalah jenis Eucheuma cottonii yang ditanam dengan metode rakit apung berjumlah lima belas rumpun pada setiap stasiun lokasi penelitian, pada sta- siun Semerang digunakan metode lepas dasar. Data didapatkan dengan menimbang rumput laut uji setiap minggu selama 6 minggu.
Untuk mendeterminasi distribusi karakteristik biofisik-kimia digu- nakankan suatu pendekatan sidik peubah ganda yang didasarkan pada Ana- lisis Komponen Utama (Principal Components Analysis, PCA) (Legendre & Legendre, 1983: Foucart, 1985 dalam Bengen et al., 1994). Laju Pertumbu- han rumput laut uji didasarkan pada laju pertumbuan harian (DGR). Sedang- kan untuk melihat kualitas dari rumput laut yang dibudidayakan maka dilihat kadar karaginan dan kadar airnya. Metode yang digunakan untuk melihat kadar,…dst