Aflatoksikosis pada sapi
View/Open
Date
1986Author
Karnaen, Abdul
Paridjo, Pursani
Sutisna, Abadi
Metadata
Show full item recordAbstract
Sebagaimana ditetapkan dalam GBHN, tujuan pembangunan Repelita IV ialah: pertama, meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, dan kesejahteraan seluruh rakyat yang semakin merata dan adil; dan kedua, meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya.
Selanjutnya dalam GBHN juga ditentukan agar pembangunan pertanian, khususnya peternakan lebih ditingkatkan melalui usaha-usaha intensifikasi maupun ekstensifikasi. Tujuan peningkatan peternakan ini, untuk memperbaiki mutu makanan dengan penyediaan protein hewan yang cukup, sehingga dapat memperbaiki taraf hidup petani.
Dari bermacam-macam jenis ternak di Indonesia yang sedang giat digalakkan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, ternak sapi merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat penting. Namun, ternak sapi ini sangat mudah terserang aflatoksikosis, yaitu keracunan yang disebabkan oleh adanya toksin yang dihasilkan oleh jamur- jamur dari genus Aspergillus, Penicillium dan Rhizopus. Dengan pemberian bungkil kacang tanah, kedele, jagung, dan jenis padi-padian lainnya yang telah terkontaminasi jamur-jamur tersebut dalam ransum pakannya, maka kemungkinan besar sapi dapat terserang aflatoksikosis.