Studi Tentang Penelusuran Jejak Ikan Dengan Menggunakan Sistem Akustik Bim Terbagi Di Perairan Teluk Jakarta.
Abstract
Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas dalam suatu operasi penangkapan ikan, pengetahuan tentang pola arah pergerakan ikan menjadi besar manfaatnya, mengingat sumberdaya ikan memiliki mobilitas yang tinggi dan tidak terlihat. Penelitian ini bertujuan untuk menduga pola arah pergerakan Uejak) ikan secara horizontal dan vertikal menurut selang target strength (TS) dan I atau pada berbagai strata kedalaman. Pengambilan data akustik dilakukan pada bulan September 2000 di perairan Teluk Jakarta. Instrumen echosounder split beam yang digunakan adalah SIMRAD EY 500 dengan frekuensi transducer 38 kHz. Dan pengolahan data menggunakan perangkat lunak EP 500, spread-sheet Excel dan Surfer 6.04. EP 500 digunakan untuk akusisi data traces tracking Uejak ikan) dari echogram. Visualisasi pola arah pergerakan ikan secara vertikal dan horizontal menggunakan Surfer6.04. Hasil pengambilan data akustik mendapatkan 21 titik pengambilan sampel (stasiun) yang dibedakan antara wilayah Barat (106,71 ~ 106,85° BT) yaitu stasiun 1 sampai stasiun 11 dan wilayah Timur (106,85° ~ 107° BT) yaitu stasiun 11 sampai stasiun 21 yang dibatasi pada 106,85° Bujur Timur. Pola arah pergerakan Uejak) ikan yang terdeteksi dibedakan secara vertikal dan horizontal. Pola arah pergerakan ikan secara horizontal dikelompokkan menurut selang TS dan atau pada berbagai strata kedalaman sedangkan pergerakan secara vertikal dikelompokkan menurut selang TS saja. Pergerakan jejak ikan secara vertikal melihat perairan dari 'samping' tanpa memperhatikan wilayah ikan bergerak (Barat atau Timur) dan dibedakan menurut selang TS saja. Pergerakan jejak ikan secara vertikal menunjukkan bahwa untuk semua kelompok TS ikan pelagis melakukan arah pergerakan ke arah kanan atau searah kapal tanpa diikuti pergerakan ke arah bawah dengan kecepatan renang terdeteksi berkisar antara 1,3 m/s sampai 2,3 m/s. Secara umum semua kelompok TS ikan pelagis berada pada kedalaman 10 - 15 meter, yang relatif optimal kondisi Iingkungannya bagi ikan pelagis. Pergerakan jejak ikan seeara horizontal melihat perairan Teluk Jakarta dari 'atas' dan dikelompokkan menurut selang TS dan atau pada berbagai strata kedalaman. Pergerakan ikan seeara horizontal pada berbagai strata kedalaman menunjukkan bahwa pada Strata I « 5 m) tidak terdeteksi adanya ikan pelagis. Pada Strata II (5 - 10 m) terdeteksi ikan pelagis sebanyak 99 ekor dengan TS terbesar adalah -32,4 dB dengan ukuran panjang dugaan 60,3 em dan TS terkeeil adalah -49,8 dB dengan ukuran panjang dugaan 8,1 em . Ikan pelagis pada Strata III (10 - 15 m) memiliki jumlah ikan terdeteksi lebih banyak dibandingkan Strata II yaitu 231 ekor. Nilai TS terbesar adalah -34,2 dB dengan ukuran panjang dugaan 49 em dan nilai TS terkeeil adalah -49,3 dB dengan ukuran panjang dugaan 8,6 em. Strata IV (15 - 20 m) merupakan strata yang paling banyak terdeteksi ikan pelagis yaitu sebanyak 245 ekor. Strata IV memiliki nilai TS terbesar -32,6 dB dengan ukuran panjang dugaan 59 em dan nilai TS terkecil -49,7 dengan ukuran panjang dugaan 8,2 em. Jumlah ikan pelagis yang terdeteksi pada Strata V (> 20 m) sebanyak 30 ekor, yang merupakan jumlah paling sedikit dibandingkan strata lainnya. Nilai TS terbesar adalah -33,6 dB dengan ukuran panjang dugaan 52,5 em sedangkan TS terkeeil adalah -49,5 dB dengan ukuran panjang dugaan 8,4 em. Terjadi peningkatan jumlah ikan (ekor) seiring dengan bertambahnya kedalaman, kemudian menurun kembali pada Strata V (> 20 m). Seeara umum perairan Teluk Jakarta didominasi oleh ikan palagis kecil (TS-1 sampai TS-3).kepatan-maksimum-yang terdeteksi makin tinggi seiring bertambahnya kedalaman. Keeepatan renang ikan pelagis umumnya bergerak naik hingga meneapai nilai maksimum pada Strata V.