Mempelajari pengaruh pengemasan vakum terhadap mutu buah durian(Durio zibethinus Murr. Var. Monthong) selama penyimpanan suhu kamar(25+1)0C dan (5+1)0C
View/ Open
Date
1996Author
Faradissa
Winarno, F.G.
Jenie, B.Sri Laksmi
Metadata
Show full item recordAbstract
Dewasa ini, buah durian varietas Monthong atau di Indonesia lebih dikenal dengan durian Bangkok mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Produksi buah durian ini, sudah mulai dikembangkan di Indonesia sekitar tahun 1990 dengan dibukanya lahan perkebunan yang terletak di Cihideung, Bogor dan Cianjur. Sejalan dengan perkembangan produksinya, maka teknologi penanganan pasca panen buah ini juga perlu mendapat perhatian mengingat keterbatasan masa simpan buah durian. Masalah pada penanganan buah durian adalah sifatnya yang mudah busuk, yang hanya dapat bertahan maksimal 2 hari pada suhu kamar. Disamping itu, untuk pengangkutan jarak jauh dan membutuhkan waktu yang lama, pengangkutan buah durian menghadapi hambatan karena aromanya yang menusuk hidung.
Pengemasan vakum merupakan salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan buah, dimana udara dalam kemasan dikeluarkan dengan tekanan vakum ±10 mmHg. Kemasan plastik yang dapat digunakan untuk pengemasan vakum ini adalah plastik dengan permeabilitas O₂ yang rendah dan tahan terhadap bahan yang dikemas seperti jenis plastik LDPE berlapis nilon. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengawetan daging buah durian Monthong dengan aplikasi metode kemasan vakum selama penyimpanan suhu kamar dan suhu dingin.
Perlakuan pengemasan vakum menunjukkan terjadinya penurunan nilai pH dan kadar vitamin C daging buah durian selama penyimpanan baik untuk suhu kamar dan dingin, namun penurunannya lebih rendah dibandingkan pengemasan tanpa vakum. Pada penyimpanan suhu kamar nilai pH awal durian adalah 7,0 menurun menjadi 5,2 untuk produk tanpa vakum dan 5,5 untuk produk yang divakum pada hari ke-4, sedangkan untuk penyimpanan suhu dingin pada hari ke-12 adalah 6,6 untuk yang tidak divakum dan 6,8 untuk yang divakum. Kadar vitamin C pada awal penyimpanan adalah 23,0 mg/100 g bahan, setelah hari ke-4 turun menjadi 12,7 mg/100 g bahan untuk produk tanpa vakum dan 14,6 mg/100 g bahan untuk yang divakum pada penyimpanan suhu kamar, sedangkan untuk penyimpanan suhu dingin sampai hari ke- 12 menjadi 8,4 mg/100 g bahan untuk produk tanpa vakum dan 10,1 untuk yang divakum. ...
