Faktor Resiko Stunting dan perilaku Positive Deviance di Desa Lokus Stunting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
Abstract
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang disebabkan buruknya
asupan zat gizi dan penyakit infeksi yang terjadi dalam waktu yang lama ataupun
berulang yang ditunjukkan dengan nilai z-score tinggi badan menurut Usia (TB/U)
kurang dari -2 Standar Deviasi. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007, 2013, dan
2018 prevalensi stunting balita di Indonesia tercatat 30% artinya 3 dari dari 10 balita
mengalami stunting. Prevalensi stunting Sulawesi Selatan tahun 2018 tercatat
cukup tinggi yakni 35,6%. Kabupaten Barru merupakan salah satu kabupaten yang
termasuk dalam lokus Kota/Kabupaten prioritas intervensi penurunan stunting di
Sulawesi Selatan di tahun 2022 yang memiliki prevanlensi stunting yaitu 26,4%
berdasarkan Studi Status Gizi di Indonesia (SSGI) tahun 2021. Penanganan masalah
stunting pada balita di Kabupaten Barru melibatkan berbagai macam intervensi gizi
baik sensitif ataupun spesifik. Akan tetapi, prevalensi stunting masih cukup tinggi.
Sementara itu terdapat pendekatan positive deviance merupakan salah satu
pendekatan yang dinilai efektif dalam mengatasi masalah stunting. Tujuan umum
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor resiko stunting dan mengkaji
faktor yang merupakan positive deviance masalah stunting pada balita di desa lokus
stunting Kabupaten Barru. Tujuan khusus yaitu; (1) mengindentifikasi perbedaan
karakteristik balita, karakteristik ibu karakteristik sosial ekonomi keluarga pada
balita stunting dan tidak stunting di desa lokus stunting; (2) mengindentifikasi
perbedaan pola asuh makan balita, pola asuh kesehatan balita, riwayat kesehatan
balita, akses ke pelayanan kesehatan pada balita stunting dan tidak stunting di desa
lokus stunting; (3) mengidentifikasi faktor resiko memengaruhi kejadian stunting
pada desa lokus stunting; (4) mengkaji perilaku positive deviance ibu yang
merupakan masalah stunting pada balita di desa lokus stunting.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study
dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilakukan pada bulan
September-November 2023 di Desa Tompo, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru,
Provinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive
dengan mempertimbangkan prevalensi stunting tertinggi di Kabupaten Barru yaitu
22,5% berdasarkan hasil data hasil penimbangan e-PPGBM Agustus 2021. Pada
tahapan kuantitatif menggunakan teknik pemilihan subjek yaitu simple random
sampling. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah jenis kelamin laki-laki dan
perempuan, balita berusia antara 24-59 bulan, anak tidak sedang dalam perawatan
medis pada saat penelitian, tinggal bersama orang tua/wali, keluarga bersedia
mengikuti kegiatan penelitian, dan memiliki buku Kesehatan Ibu dan Anak/ KIA.
Jumlah subjek pada tahap ini yaitu 83 subjek. Tahapan kualitatif digunakan untuk
memperoleh gambaran terkait perilaku positive deviance ibu balita terhadap status
gizi anaknya pada desa lokus stunting. Teknik penarikan informan menggunakan
purposive sampling dengan mempertimbangkan kriteria pendapatan keluarga
termasuk dalam kategori rendah dan mempunyai balita dengan status gizi tidak
stunting yang mencakup tahap define, determine, dan discover. Pengumpulan data
menggunakan Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam pada ibu
balita yang memenuhi kriteria untuk menemukan perilaku positive deviance.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer mencakup
karakteristik balita, karakteristik ibu, karakteristik sosial ekonomi keluarga, pola
asuh makan, pola asuh kesehatan, sanitasi lingkungan serta akses pelayanan
kesehatan yang diperoleh melalui wawancara terstruktur secara langsung dengan
kuesioner. Pengolahan data dilakukan menggunakan program Microsoft Excel
2019, SPSS versi 21, dan software WHO Anthro untuk status gizi. Analisis statistik
yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat.
Analisis bivariat menggunakan uji Mann Whitney dan uji Chi-Square. Analisis
multivariat menggunakan uji regresi logistik. Analisis data perilaku positive
deviance ibu menggunakan data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification. Data perilaku positive deviance ibu di desa lokus Kabupaten
Barru yang dikumpulkan akan disajikan berbentuk teks naratif.
Penelitian ini menemukan bahwa sebanyak 31,3% balita mengalami stunting
dan 68,7% tidak stunting. Karakteristik balita secara umum tidak berbeda signifikan
antara kelompok stunting dan tidak stunting. Karakteristik ibu, yang secara umum
tidak berbeda signifikan kecuali pada pengetahuan gizi (p=0,002) dan tinggi badan
ibu saat hamil (0,001). Karakteristik sosial keluarga secara umum tidak berbeda
signifikan kecuali pengeluaran pangan (p=0,024). Pola asuh makan balita berbeda
secara signifikan pada ASI eksklusif (p=0,000), praktek pemberian makan
(p=0,007) dan keragaman pangan (p=0,000) antara kelompok stunting dengan tidak
stunting. Pola asuh kesehatan balita secara umum tidak berbeda secara signifikan
antara kelompok stunting dan tidak stunting. Riwayat kesehatan tidak berbeda
secara signifikan antara kelompok stunting dan tidak stunting. Akses pelayanan
Kesehatan berbeda secara signifikan pada kunjungan ANC antara kelompok
stunting dan tidak stunting (p=0,000). Faktor-faktor yang memberikan pengaruh
kejadian stunting Kabupaten Barru yaitu tinggi badan ibu saat hamil <150 cm
[OR=10,675 (95%CI:2,660;42,839)], pengetahuan gizi yang kurang [OR=8,267
(95%CI:1,694;40,350)], dan tidak mendapatkan ASI eksklusif [OR=7,245
(95%CI1,547:33,933)]. Perilaku positive deviance ibu balita terkait riwayat
menyusui antara lain melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), melakukan praktik
ASI eksklusif selama 6 bulan, dan praktik menyusui yang dilanjutkan hingga 2
tahun. Perilaku positive deviance ketika memberikan MPASI antara lain mulai
memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) di usia 6 bulan, tahapan tekstur
pemberian yang sesuai dengan rekomendasi WHO, dan pengenalan protein hewani
yang lebih cepat. Ibu memiliki perilaku positive deviance pada kebiasaan memberi
makan seperti memberikan makan anak dengan frekuensi 3-4 kali sehari, menemani
anak ketika bermain, memprioritaskan anak dalam pembagian makan di keluarga,
dan memuji anak ketika anak menghabiskan makan. Ketika anak sakit ibu akan
melakukan pewatan menggunakan bahan alami terlebih dahulu. Kebiasaan
kebersihan ibu antara lain membiasakan anak mandi 2 kali sehari dan mencuci
tangan sebelum makan, setelah dari WC, sebelum tidur dan setelah main serta
ketika menyusui anak. Ibu mengaku mendapat bantuan dan dukungan keluarga
dalam mengasuh anak.
Collections
- MT - Human Ecology [2239]