Show simple item record

dc.contributor.advisorMachfud
dc.contributor.authorHadisaputra
dc.date.accessioned2024-03-15T00:19:18Z
dc.date.available2024-03-15T00:19:18Z
dc.date.issued1994
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141861
dc.description.abstractKondisi tingkat persediaan produk dipengaruhi oleh jumlah permintaan, jumlah ketersediaan botol kosong, dan kapasitas produksi. Jumlah permintaan dan jumlah ketersediaan botol kosong bersifat probabilistik. Antisipasi yang terlambat terhadap permintaan dan ketersediaan botol kosong dalam kaitannya dengan kapasitas produksi menyebabkan masalah persediaan produk. Pengembangan model jadwal produksi dan estimasi kondisi darurat persediaan produk bertujuan memberikan informasi dini kondisi darurat persediaan produk dan botol kosong gudang pusat, serta jadwal produksi dalam kaitannya dengan kondisi tingkat persediaan produk tersebut. Teknik yang digunakan adalah teknik analitik melalui metode simulasi dan teknik heuristik. Teknik simulasi yang digunakan adalah teknik simulasi Monte Carlo. Paket program ESKIPER terdiri dari model simulasi tingkat persediaan produk dan botol kosong, serta model penjadwalan produksi. Teknik simulasi digunakan untuk mengestimasi jumlah permintaan dan jumlah kedatangan botol kosong harian. Teknik heuristik digunakan dalam model penjadwalan untuk menyusun jadwal produksi harian lini 1 dan lini 2 berdasarkan kondisi tingkat persediaan dan kapasitas lini produksi. Estimasi kondisi persediaan dan penjadwalan produksi dilakukan terhadap produk Coca-Cola, Sprite, dan Fanta secara bertahap menurut tingkat rata-rata volume penjualannya. Hasil estimasi ESKIPER selama 26 periode pada Coca-Cola menunjukkan terjadi 22 kali peringatan produksi yang dimulai dari periode 1. Rata-rata tingkat persediaan Coca-Cola selama 26 periode estimasi adalah 5.5 dan semua tingkat persediaan tersebut berada di atas 5 (di atas tingkat kon- disi darurat). Estimasi Sprite menunjukkan terjadi peringa- tan produksi 26 kali dengan rata-rata tingkat persediaannya adalah 3.7 (di atas tingkat persediaan daruratnya, yaitu 3). Estimasi Fanta menunjukkan peringatan produksi juga muncul 26 kali tetapi tingkat persediaannya menurun drastis hingga mencapai nilai negatif. Penurunan tingkat persediaan Fanta disebabkan lini 1 dan lini 2 sering penuh, peringatan lini ditandai dengan sinyal 'lini-penuh'. Penjadwalan produksi yang dihasilkan ESKIPER menunjuk- kan lini 1 lebih sering digunakan untuk produksi Coca-Cola, yaitu selama 21 periode dan selama 4 periode digunakan untuk produksi Sprite. Lini 2 lebih sering digunakan untuk produksi Sprite, yaitu selama 21 periode dan selama 4 periode digunakan untuk produksi Fanta.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengembangan model estimasi kondisi darurat persediaan produk di gudang pusat PT. Djaya Beverages Bottling Companyid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record