Alternatif penyediaan ova hamster dalam pelaksanaan hamster ova penetration test
Abstract
Pada mulanya evaluasi fertilitas pria hanya ditekankan pada analisis semen konvensional yang hanya menilai densitas, morfologi, motilitas dan gerakan progresif. Hasil pengujian ini seringkali tidak berkaitan dengan status fertilitasnya. Hal ini memaksa untuk ditemukannya cara penilaian yang lebih akurat, yaitu dengan cara menilai langsung terhadap fungsi spermatozoa dalam fertilisasi ova.
Uji penetrasi spermatozoa memakai ova homolog pada manusia ternyata kadang-kadang sulit dilakukan karena kesulitan mendapatkan ova dan terutama karena masalah etika. Masalah ini terpecahkan dengan dikembangkannya Hamster Ova Penetration Test (HOP Test) yang didasarkan pada penelitian Yanagimachi (1972) yang menemukan spesifisitas spesies' yang rendah pada selaput viteline ova hamster (Mesocricetus auratus), sehingga memungkinkan terjadinya penetrasi heterolog, termasuk oleh spermatozoa manusia.
Sampai saat ini HOP test belum pernah digunakan di Indonesia, dan dari beberapa penelitian pendahuluan di FKH-IPB dikemukakan bahwa salah satu kesulitan uji ini jika akan digunakan secara praktis adalah masalah penyediaan ova hamster setiap saat. Kesulitan ini timbul karena prosedur baku HOP test menggunakan ova hamster yang berasal dari hasil superovulasi terhadap hamster yang sudah memasuki siklus kelamin. Dalam hal jumlah produksi ova, metode superovulasi yang ada sudah cukup memadai, masalahnya terletak pada ketergantungan metode ini pada siklus kelamin hamster untuk hasil yang sempurna, padahal tidak selalu ada hamster yang berada pada fase yang tepat pada saat dibutuhkan untuk memulai program superovulasi, apalagi jika populasi hamster yang kita maliki sedikit. ...