Beberapa Aspek Biologi Reproduksi Pada duyung (Dugon dugon-Muller)
View/ Open
Date
1987Author
Pudjiastuti, Sri Hendratni
Djojosoedarmo, Suharto
Noordin, Muchidin
Metadata
Show full item recordAbstract
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan biologi reproduksi seperti organ reproduksi, saat dewasa kelamin, tingkah laku kelamin serta kebuntingan dalam hubungannya de- ngan kelangkaan duyung.
Duyung (Dugong dugon - Muller) merupakan mamalia air pemakan tumbuhan. Bentuk tubuh duyung seperti lumba-lumba dengan proporsi lebih gemuk dan pendek. Tungkai depan berubah menjadi sirip pendayung, sedangkan tungkai belakang dan pelvis bereduksi menjadi sirip ekor. Saluran pencernaan duyung mirip dengan saluran pencernaan mamalia pemakan tumbuh- an lain yang hidup di darat.
Organ reproduksi duyung jantan terdiri dari : testis, epididimis, vas deferens, kelenjar vesikularis dan penis. Organ reproduksi duyung betina terdiri dari ovarium, tuba Falopii, uterus dan vagina. Penis duyung termasuk tipe vas- kuler sedangkan uterus tergolong tipe bicornis-bipartitus.
Canalis cervicalis duyung merupakan saluran buntu sebe- lum mencapai dewasa kelamin, selanjutnya berkembang secara bertahap setelah mencapai dewasa kelamin.. Dewasa kelamin duyung dicapai pada usia dua tahun dengan panjang tubuh 2;4m. Tahapan tingkah laku perkawinan duyung meliputi isya- rat ceburan air, muncul dengan suara keras dan berenang ber- putar, sehingga bagian perut menghadap ke atas. Waktu per- kawinan terjadi dalam musim tertentu atau sepanjang tahun, tergantung seleksi alam yang dialami duyung.
Masa kebuntingan duyung berkisar antara 11 sampai 12 bulan dan anak yang dilahirkan biasanya hanya seekor. Induk duyung mengasuh anak dan menyusui anaknya dengan baik sebagai bagian usaha untuk melestarikan keturunannya.
Usaha pelestarian duyung, tidak lepas dari peran-serta manusia, sebab bahaya terbesar yang mengancam kehidupan duyung juga datang dari manusia. Peran-serta instansi terkait dan masyarakat perlu ditingkatkan untuk mengurangi dan mencegah penangkapan serta menghindarkan kerusakan habitat duyung. Perlu pula dipelajari penyakit yang dapat menyerang duyung dan usaha mengatasinya dari sudut kedokteran hewan….