Show simple item record

dc.contributor.advisorSyaukat, Yusman
dc.contributor.advisorHutagaol, M Parulian
dc.contributor.advisorFirdaus, Muhammad
dc.contributor.authorRahman, Heri
dc.date.accessioned2024-03-13T00:27:26Z
dc.date.available2024-03-13T00:27:26Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141332
dc.description.abstractKekurangan air merupakan masalah yang sudah lama ada di Jawa, namun kondisinya semakin buruk dari waktu ke waktu. Masalahnya bukan hanya karena kerusakan sumber daya alam, tetapi juga karena permintaan akan air yang terus meningkat. Studi ini merupakan upaya untuk menggunakan kebijakan retribusi air untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan alokasi antar-sektor yang tampaknya telah diabaikan oleh pemerintah dengan menerapkan kebijakan tarif ganda (dual charge) air. Dengan kebijakan ini pemerintah menyediakan air irigasi untuk pertanian padi dengan biaya air hampir tidak ada, sementara pasokan air untuk industri dan sektor perkotaan lainnya tampaknya dibebankan dengan biaya mahal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kontribusi ekonomi air irigasi yang ditunjukkan dengan Iuran Pengelolaan irigasi (IPI) dan kemauan petani untuk membayar air irigasi yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor serta peningkatan efisiensi penggunaan air irigasi melalui penentuan harga air serta implikasinya terhadap pendapatan petani. Penelitian survey dilakukan di Daerah Irigasi Jatiluhur Jawa Barat dengan luas total 223.090 hektar terhadap 471 petani dengan teknik simple random sampling secara proporsional pada musim tanam 2016/2017. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah cross section berdasarkan hasil survei melalui data primer dan data sekunder dari studi pustaka dan Badan/Dinas terkait dengan penelitian. Metode analisis (1) Residual Imputation Approach (RIA), (2) analisis regresi logit, analisis regresi linier sederhana dan berganda, (3) Estimasi nilai WTP dan nilai IPI dengan CVM- DC,(4) produktivitas air tanaman, dan (5) linier programing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IPI yang diberikan petani padi hanya sekitar 2.5% dari kontribusi ekonomi air irigasi terhadap nilai produksi padi, padahal kegiatan usahatani padi berlangsung selama empat bulan dan sangat menguntungkan per hektarnya, pada musim rendeng sebesar Rp 4,638,907 (18.57%) dan musim gadu Rp 5,709,744 (20.52%). Tingkat pengembalian (IRR) lebih dari 4.5% per bulan. IRR ini jauh di atas suku bunga bulanan setoran bank, saat ini hanya kurang dari 2% per bulan. Rata-rata petani setempat membayar IPI masing-masing sekitar Rp 108,558 dan Rp 112,654 per ha, untuk musim rendeng dan gadu. Secara rill, IPI belum maksimal terkumpul per musim tanam berada pada kisaran 30%-50%, sedangkan WTP petani untuk air irigasi 68.15% petani bersedia dan 31.85% tidak bersedia membayar air irigasi. Dari sembilan faktor yang signifikan mempengaruhi WTP petani adalah luas lahan garapan, pelayanan irigasi, pengetahuan petani tentang IPI, pendapatan petani, pendapatan petani jarak lokasi lahan usahatani ke sumber air terdekat dan usia petani. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePeranan Harga Air Bagi Peningkatan Efisiensi Penggunaan Air Irigasi dan Implikasinya Bagi Kesejahteraan Petani di Daerah Irigasi Jatiluhur.id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record