Sterilisasi Non-Termal Air Kelapa dengan Teknik Ozonasi.
View/ Open
Date
2024-03-01Author
Yudianto, David
Purnomo, Eko Hari
Dewanti-Hariyadi, Ratih
Sukarno
Metadata
Show full item recordAbstract
Dalam rangka menjamin keamanan produk dan meningkatkan umur simpan, umumnya,
produk komersial air kelapa diolah dengan steril komersial dengan standar inaktivasi 12D spora
Clostridium botulinum. Dalam validasi proses tersebut, Clostridium sporogenes lazim
digunakan sebagai pengganti (surrogate) untuk C. botulinum mengingat C. botulinum adalah
patogen yang sangat berbahaya. Proses tersebut berdampak terhadap penurunan konsentrasi
senyawa bioaktif air kelapa, utamanya adalah komponen fenol dan flavonoid. Untuk itu,
aplikasi pengolahan non-termal berpotensi untuk diaplikasikan dalam mempertahankan mutu
dan zat gizi pada air kelapa disamping keamanannya.
Inaktivasi spora bakteri oleh proses non-termal telah lama dilakukan. Komposisi kimia
air kelapa yang didominasi oleh air membuat teknik ozonasi menjadi sangat sesuai untuk
dipilih sebagai alternatif pengolahan non-termal air kelapa yang efisien. Beberapa penelitian
terdahulu menunjukkan bahwa teknik ozonasi mampu menginaktivasi spora bakteri. Ozon
adalah senyawa oksidator yang kuat yang dapat menginaktivasi bakteri tetapi juga berpotensi
mendegradasi komponen fenol dan flavonoid. Penurunan total fenol dan flavonoid yang
signifikan akan memberikan dampak penurunan aktivitas antioksidan pada produk tersebut.
Hal ini tentu menjadi kerugian bagi produk yang dominan mengandung kedua senyawa bioaktif
tersebut. Sejalan dengan kebutuhan proses ozonasi untuk menginaktivasi mikroba, dampak
proses ozonasi terhadap degradasi komponen fenol dan flavonoid perlu dievaluasi. Untuk itu,
kinetika inaktivasi C. sporogenes, degradasi komponen fenol dan komponen flavonoid, serta
sensitivitasnya terhadap perubahan konsentrasi ozon terlarut yang diterima produk perlu
diketahui. Data tersebut akan memberikan informasi mengenai batasan proses ozonasi yang
direkomendasikan untuk inaktivasi mikroba secara maksimal serta meminimalkan degradasi
fenol dan flavonoid dalam proses sterilisasi non-termal menggunakan teknik ozonasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain optimasi proses ozonasi pada
pengawetan air kelapa berdasarkan potensi aplikasi data-data kinetika inaktivasi bakteri dan
dampaknya terhadap kandungan senyawa bioaktif. Pengujian diawali dengan karakterisasi
mesin Double Dielectric Barrier Discharge untuk mengetahui konsentrasi ozon terlarut saat
mencapai fase saturasi. Kinetika inaktivasi spora C. sporogenes ATCC 19404, degradasi fenol
dan flavonoid dilakukan pada 4 konsentrasi ozon terlarut yang berbeda dengan selang interval
15 menit untuk bakteri dan 10 menit untuk fenol/flavonoid. Desain proses dilakukan dengan
mengintegrasikan nilai D dan Z dari hasil pengujian kinetika. Verifikasi dilakukan pada target
kesetaraan inaktivasi 12D spora C. botulinum.
Hasil studi literatur menunjukkan bahwa air kelapa mengandung sejumlah komponen
mineral seperti kalium, kalsium, magnesium, besi, seng, natrium, tembaga, yang larut dalam
air sehingga mampu menyeimbangkan tekanan osmotik pada cairan tubuh. Selain fungsi
hidrasi ini, air kelapa juga mengandung senyawa bioaktif yang berperan sebagai antioksidan,
yaitu fenol dan flavonoid. Beberapa teknologi pengawetan telah diupayakan untuk preservasi
air kelapa, dan plasma ozon merupakan teknologi non-termal yang berpotensi untuk
mengawetkan air kelapa pada level sterilisasi komersial. Data-data kinetika pada proses
ozonasi dapat diaplikasikan untuk mendesain sebuah optimasi proses ozonasi air kelapa untuk
menginaktivasi bakteri yang disertai dengan minimalisasi degradasi komponen fenol dan
flavonoid. Simulasi aplikasi data-data kinetika dengan proses termal telah berhasil mendesain
sebuah optimasi proses pengolahan air kelapa. Bagian-bagian pada proses termal berpotensi
diadopsi untuk proses ozonasi. ...