Show simple item record

dc.contributor.advisorTeken, I. B.
dc.contributor.authorWidiawati, Yayu SS
dc.date.accessioned2024-03-08T01:08:15Z
dc.date.available2024-03-08T01:08:15Z
dc.date.issued1985
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141264
dc.description.abstractversity Tujuan praktek lapang adalah mengetahui dan mengamati apakah perkembangan harga ekspor teh untuk setiap jenis masih tetap menguntungkan dalam jangka panjang, ditinjau dari biaya produksi per unit produk (harga pokok kebun) yang terus meningkat. Dengan demikian diharapkan dapat diketahui jenis teh ekspor mana yang paling kompetitif di pasaran luar negeri untuk jangka waktu tertentu. Pelaksanaan praktek lapang dilakukan di perkebunan Gunung Mas/Cikopo Selatan, PT Perkebunan XII, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat selama dua bulan (dari tanggal 9 Juli 1984 sampai dengan tanggal 9 September 1984). Data yang dikumpulkan merupakan data rangkai masa selama 17 kwartal, yaitu mulai dari bulan Januari 1979 sampai de- ngan bulan Juli 1984, yang meliputi keadaan umum perkebunan, produksi, harga pokok kebun dan harga jual setiap jenis teh. Pengolahan data untuk analisa kuantitatif dilakukan dengan cara perhitungan menurut akutansi biaya, tabulasi dan perhitungan trend. Data perkembangan harga pokok dan harga jual teh diperoleh dengan cara merata-ratakan nilai dari dua variabel tersebut setiap kwartal. Untuk mengetahui trend pertumbuhan dalam jangka waktu tertentu (sampai akhir Repelita IV) digunakan metoda rata-rata semi. Sedangkan trend dianggap sebagai garis lurus yang cende- rung menaik atau menurun. Kuat-tidaknya korelasi (hubung- an) antara harga pokok kebun dan harga jual diukur dengan suatu nilai yang disebut koefisien korelasi (r). Universi Rata-rata produksi pucuk basah setiap kwartal selama periode tahun 1979 sampai dengan Juli 1984 adalah 438.444,49 kilogram, dengan rata-rata luas tanaman mengha- silkan (TM) selama periode yang sama seluas 1.014,61 hek- tar. Selama periode tersebut terjadi kenaikan komponen- komponen harga pokok kebun terutama kenaikan biaya pengo- lahan, panen dan biaya tidak langsung. Harga pokok kebun untuk periode tahun 1979 sampai dengan tahun 1988 cende- rung meningkat setiap kwartalnya sebesar Rp 14,27 per kg…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcDaya saing teh jenis ekspor dan lokal di pasaran Internasional dan lokal ( Studi kasus di Perkebunan Gunung Mas/Cikopo Selatan PT Perkebunan XII Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat )id
dc.titleDaya saing teh jenis ekspor dan lokal di pasaran Internasional dan lokal ( Studi kasus di Perkebunan Gunung Mas/Cikopo Selatan PT Perkebunan XII Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat )id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record