| dc.description.abstract | Masalah mobilitas penduduk merupakan masalah kependudukan yang sangat penting saat ini. Jumlah migran masuk meningkat pada propinsi-propinsi di Pulau Jawa tahun 1980 dan 1985.
Migrasi ke daerah kota yang dilakukan oleh para migran sejalan dengan pertumbuhan sektor informal di perkotaan. Migran yang bermigrasi bermata pencaharian di sektor informal karena tidak dapat bersaing untuk mema- suki sektor formal di kota.
Proses migrasi oleh migran dipengaruhi oleh motivasi migran itu sendiri (sebagian besar alasan pekerjaan), faktor pendorong yang terdapat di daerah asal (sebagian besar semakin sulit memperoleh pekerjaan di desa) serta faktor penarik yang terdapat di daerah kota (sebagian besar adalah kesempatan memperoleh pendapatan yang lebih baik).
Migran memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik migran tersebut dilihat melalui daerah asal (sebagian besar dari Jawa Tengah), status perkawinan (sebagian besar berstatus kawin, dan istri berada di tempat sekarang), tingkat pendidikan (sebagian besar tamat SD), jenis pekerjaan di daerah asal (sebagian besar buruh tani), dan jumlah anggota keluarga.
Kehidupan migran di daerah baru dengan mata pencaharian di sektor informal dilihat melalui aspek ekonomi, yaitu jenis pekerjaan migran sekarang (sebagian besar pedagang makanan), fasilitas tempat tinggal migran (sebagian besar rumah kontrakan, berdinding bilik berlantai tanah), Akumulasi barang, serta tingkat pengeluaran (sebagian besar migran memiliki tingkat pengeluaran di atas Garis Kemiskinan 1990 Berdasarkan Tingkat Pengeluaran/Bulan/Kapita Rp 20.614, untuk daerah perkotaan)... | id |
