dc.description.abstract | Dede Susanto (G 23. 1513). Pengamatan perkawinan dan perkembangan koloni lebah madu Apis cerana Fab dari beberapa kondisi anggota koloni yang berbeda. Dibawah bimbingan drh. Djoko Waluyo dan Drs. Purnomo.
Tujuan penelitian untuk mengetahui terjadinya perkawinan silang beserta indikasi keberhasilan ataupun kegagalan dan perkembangan koloni lebih lanjut dari beberapa kondisi anggota koloni yang berbeda yaitu (A) koloni lengkap (ratu, pekerja, jantan), (B) koloni tidak lengkap (tanpa jantan) berjarak 3 m dari koloni lengkap, (C) koloni tidak lengkap (tanpa jantan) berjarak 1 km dari koloni lengkap. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian berlangsung pada minggu pertama bulan Mei sampai minggu kedua bulan Juli 1991.
Data percobaan dianalisis dengan rancangan acak lengkap dengan perlakuan anggota koloni lengkap (A), anggota koloni tidak lengkap (B) berjarak 3 m dari (A), dan anggota koloni tidak lengkap (C) berjarak 1 km dari (A) dan (B).
Pertumbuhan luas sisiran pada koloni C paling lambat dibandingkan koloni A dan B. Hal ini disebabkan koloni C tidak ada jantan untuk membuahi ratunya. Ratu yang tidak kawin tidak akan merangsang pekerja membangun sisiran. Koloni B karena jaraknya yang dekat, walaupun tidak ada jantan, kebutuhan seksual ratu untuk perkawinan terpenuhi oleh jantan dari koloni A. Ini ditunjukan oleh adanya telur yang dibuahi dan luasan sisiran yang yang hampir sama dengan koloni A dari pengamatan visual.
Setelah penutupan EQC yang berkisar antara 5-7 hari dan 10-12 hari untuk lahirnya CLR untuk semua koloni, tidak memberikan waktu yang relatip sama dalam pemunculan telur.
Jangka waktu antara pengambilan lebah ratu dengan meunculnya telur untuk koloni A dan B yaitu 16-17 hari. Dari hasil ini dipastikan bahwa saat perkawinan antara koloni A dan B juga tidak berbeda.
Pada koloni C jangka waktu antara pengambilan lebah ratu dengan munculnya telur adalah 22-23 hari lebih lama dari koloni A dan B, juga pada koloni C ini telur di tiap sel berjumlah 2 atau 3. Ini menunjukan bahwa ratu gagal dalam perkawinan karena ketiadaan jantan dan telur berjumlah 2 atau 3 bukan telur ratu melainkan telur pekerja. | id |