Pengaruh Intervensi Pendidikan Gizi Berbasis Health Belief Model untuk Meningkatkan Kualitas Diet Remaja
Date
2024-03-03Author
Kisda, Anada Varenza
Ekayanti, Ikeu
Sinaga, Tiurma
Metadata
Show full item recordAbstract
Kualitas diet remaja di Indonesia saat ini masih tergolong rendah akibat perilaku makan yang tidak sesuai rekomendasi (Savica 2014). Hal ini terjadi karena remaja sering mengonsumsi jajanan, snack dan minuman manis serta kurang mengonsumsi buah dan sayur (Insani 2019). Proporsi kurang makan buah dan sayur kurang dari 5 porsi di Indonesia yaitu 95% (Balitbangkes 2018). Rendahnya kualitas konsumsi pangan remaja disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran diri yang dapat menyebabkan penurunan kualitas diet (Devie 2020). Maka dari itu diperlukan program intervensi pendidikan gizi untuk melakukan perubahan perilaku makan yaitu menggunakan metode metode Health Belief Model (HBM) terhadap pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku makan remaja agar mencapai kualitas diet yang baik. Health Belief Model (HBM) memiliki kemampuan memahami seseorang melakukan perubahan perilaku dengan mempertimbangkan persepsi kerentanan, keseriusan, manfaat, hambatan, efikasi diri dan isyarat melakukan perubahan perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan edukasi atau intervensi pendidikan gizi kepada remaja untuk meningkatkan serta melihat perubahan kualitas diet melalui pendidikan gizi menggunakan Health Belief Model.
Penelitian ini menggunakan Quasi Ekperimental Study dengan rancangan non-randomized control group pre and post-test yang dilakukan di SMP Negeri 2 Dramaga dan SMP Negeri 1 Ciomas pada bulan Mei hingga Juni 2023. Untuk melihat hasil perubahan perilaku makan maka penelitian ini menggunakan 2 metode yaitu metode Health Belief Model dan metode konvensional. Pemberian intervensi pendidikan gizi dilakukan selama 4 kali selama 4 minggu. Sebelum dilakukan intervensi pendidikan gizi dilakukan pengambilan data baseline dan endline konsumsi makan remaja menggunakan food recall 2x24 jam.
Pada kedua kelompok diberikan intervensi pendidikan gizi menggunakan media yang sama tetapi pada kelompok konvensional tidak diberikan materi tentang 6 kontruksi dari HBM. Setiap minggu materi yang diberikan berbeda. Pre test dan post-test pengetahuan akan diberikan setiap minggunya selama intervensi pendidikan gizi berlangsung. Materi dan topik intervensi pendidikan gizi berbeda setiap minggunya, mengikuti pedoman gizi seimbang dan komponen pangan pada penilaian skor IGS3 60 yaitu karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, buah, susu, pentingnya mengonsumsi makanan bergizi serta memberikan contoh menu bergizi seimbang. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan software Microsoft Excel 2019 dan SPSS 25.0. Uji yang digunakan yaitu menggunakan uji beda Paired t-test apabila data terdistribusi normal dan Wilcoxon test apabila data tidak terdistribusi normal. Kekuatan uji yang digunakan adalah 95% dan signifikan apabila p value <0,05 maka hipotesis nol ditolak, bila α < ρ value (0,05) dan hipotesis nol diterima bila α > ρ value.
Total responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 78 orang. Sebagian besar responden berusia 14 tahun yang didominasi remaja perempuan, bersuku sunda, memiliki status gizi normal, uang saku responden seetiap hari sebesar Rp. 20.315,00 - 22.102,00 digunakan untuk membeli makanan, jajanan dan minuman saat istirahat. Kelompok HBM sebagian besar ayah berpendidikan tingkat dasar (43,6%) dan berpendidikan tingkat menengah (43,6%). Pendidikan ibu sebagian besar berpendidikan dasar (SD/SMP) (43,6%) dan menengah (SMA) (43,6%). Kelompok konvensional, ayah (51,5%) dan ibu (66,7%) berpendidikan tingkat menengah atau SMA. Pada kedua kelompok profesi ayah didominasi PNS/Swasta/Buruh/Jasa dan ibu sebagai Ibu rumah tangga dengan pendapatan perkapita/bulan sebesar Rp 1.357.607,00 hingga 1.376.055,00.
Kualitas diet remaja masih tergolong buruk. Pada kelompok HBM hanya pangan nabati dan sayur yang terdapat perbedaan (p<0,05). Pada kelompok konvensional hanya pangan sumber karbohidrat dan sumber nabati yang terdapat perbedaan (p<0,05). Berdasarkan sebaran skor IGS3-60 pada kedua kelompok didapatkan hanya komponen pangan sumber karbohidrat dan sumber hewani saja yang memiliki skor tertinggi. Sesudah diberikan intervensi pendidikan gizi hasil pada persepsi HBM menunjukkan hanya tiga kontruksi yang mengalami perubahan yang signifikan (p<0,05) yaitu persepsi kerentanan, keseriusan dan efikasi diri. Tiga kontruksi lainnya yaitu manfaat, hambatan dan isyarat untuk bertindak tidak mengalami perubahan (p>0,05).
Pada variabel pengetahuan, sikap dan praktik pada kedua kelompok terjadi peningkatan skor rata-rata yang signifikan (p<0,05). Variabel pengetahuan pada minggu pertama hingga minggu keempat pada kedua kelompok terjadi perubahan nilai rata-rata. Begitu juga pada variabel sikap dan praktik terjadi peningkatan nilai rata-rata antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi pendidikan gizi menggunakan metode HBM dan metode konvensional. Hasil uji beda menggunakan wilcoxon test terhadap kualitas diet remaja berdasarkan porsi komponen pangan antar kelompok didapatkan hanya pangan sumber karbohidrat dan sumber protein hewani yang berbeda signifikan sebelum dan sesudah diberikan inetrvensi pendidikan gizi (p<0,05). Berdasarkan hasil uji beda antar 2 kelompok menggunakan uji Man-whitney test didapatkan hanya pangan berkarbohidrat yang berbeda secara signifikan (p<0,05). Tidak terdapat pengaruh pemberian intervensi pendidikan gizi baik menggunakan metode Health Belief Model maupun metode konvensional.
Collections
- MT - Human Ecology [2239]