Pengaruh cara pengulitan, penambahan antioxidan propyl gallat dan lama penyimpanan terhadap mutu tepung biasa dan tepung cetakan dari kacang tanah ( Arachis hypogaea L )
Abstract
Dicoba kemungkinan membuat makanan manusia dengan jalan memanfaatkan sisa pembuatan minyak yang berupa bungkil kacang tanah. Kacang tanah dikuliti dengan berbagai cara, dipres untuk dikeluarkan minyaknya dan diperoleh bungkil. Bungkil dikeringkan, digiling, diberi antioxidan dan dibuat tepung dalam bentuk tertentu.
Pengulitan kulit ari dilakukan dengan empat cara, yaitu pengulitan cara kering (dilakikan dalam alat pengering pada suhu 40 - 50°C), pengulitan cara basah (diseduh dengan air mendidih selama 30 menit), pengulitan cara basa (diseduh NaOH 2 persen bersuhu 60°C selama 0.5 - 1 menit), dan tanpa dikuliti. Penambahan antioxidan propyl gallat pada tepung kacang tanah 0.00 dan 0.01 persen dari kandungan lemak. Bentuk tepung berupa tepung biasa dan tepung cetakan berlapis agar- agar. Lama penyimpanan selama tiga bulan dengan periode pengamatan 0, 1, 2, dan 3 bulan.
Ternyata pengulitan cara kering menghasilkan tepung kacang tanah dengan kadar protein tertinggi (50.37 persen) dan kadar lemak terendah (19.78 persen). Pengulitan kulit ari mutlak harus dilakukan, karena dapat memperbaiki mutu te- pung, terutama segi estetikanya.
Penambahan antioxidan propyl gallat 0.01 persen dari kandungan lemak dan bentuk tepung cetakan berlapis agar- agar dapat mempertahankan keawetan.
Makin lama penyimpanan maka faktor-faktor yang menandakan kerusakan akan semakin bertambah, namun penyimpanan selama tiga bulan masih memberikanı tepung yang cukup baik untuk dikonsumsi, kecuali untuk kacang yang tidak dikuliti.
Ditinjau dari segi mutu dan keawetannya selama penyimpanan tiga bulan, perlakuan pengulitan cara kering pada bantuk cetakan merupakan kombinasi perlakuan yang terbaik. Apabila dilihat dari segi awet dan nilai organoleptiknya saja, maka pengulitan cara basa dengan penambahan antioxidan propyl gallat 0.01 persen dari kandungan lemak pada bentuk cetakan dapat dikatakan terbaik, hanya kadar prote innya rendah (44.63 persen).