Kemungkinan Pemanfaatan Bahan Kering Cacing Tanah Jenis Pheretima defrimges Dalam Ransum Tikus
View/ Open
Date
1981Author
Saptorohadi, Satriyo
Simamora, Suhut
Sihombing, D.T.H
Metadata
Show full item recordAbstract
Suatu penelitian untuk mencoba mendayagunakan ca cing tanah jenis lokal (Phertima defringes), menggantikan sumber protein dari tepung ikan pada ransum tikus putih (mice), telah dilakukan di Bagian Ilmu Produksi Ternak Ba Bi, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, mulai 16 Februari 1981 sampai dengan tanggal 29 April 1981. -
Percobaan I, dengan judul Pengaruh Ransum Percobaan Terhadap Daya Reproduksi Induk Tikus. Untuk itu diguna 27 ekor betina dan 9 ekor tikus jantan yang kesemuanya berumur 2 bulan dan belum pernah kawin. Setiap kandang berisi 3 ekor betina dan 1 ekor tikus jan jantan; Untuk tiap perlakuan digunakan 3 buah kandang. Penempatan tikus maupun peruntukan perlakuan dilakukan secara acak. Tikus- tikus tersebut dicampur selama 11 hari, setelah jangka waktu tersebut setiap tikus dipindahkan ke dalam kandang- kandang tersendiri. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak lengkap. Sedang 3 macam makanan yang dicoba- kan masing-masing mengandung 0%, 50% dan 100% tepung ca- cing tanah kering untuk menggantikan sumber protein dari bahan tepung ikan.
Percobaan II, berjudul Pengaruh Ransum Percobaan Ter hadap Laju Pertumbuhan Anak Tikus Lepas Sapih, digunakan 24 ekor tikus berumur antara 23-24 hari. Untuk tiap per- lakuan digunakan 8 ekor tikus, masing-masing 4 beti- na dan 4 ekor jantan. setiap tikus ditempatkan dalam kan dang terpisah yang dilakukan secara acak, demikian pula penempatan dalam kandang dan peruntukkan ransumnya. Rancangan percobaan yang dipergunakan adalah acak lengkap. Dan ke tiga ransum yang diujikan masing-masing mengandung 0%, 50% dan 100% tepung cacing tanah ke kering untuk menggan tikan sumber protein dari tepung ikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh ransum percobaan terhadap daya reproduksi induk tikus, jumlah anak per kelahiran, berat total anak per kelahiran dan bo- bot badan induk saat setelah melahirkan tidak berbeda nyata. Namun demikian angka mutlak dari jumlah anak perkelahiran dari tikus yang memperoleh ransum substitusi jauh lebih baik dari pada tikus yang memperoleh ransum kontrol…dst