Pengaruh Seleksi Bobot Telur tetas Induk Puyuh Terhadap Produksi Telur Keturunanya Pada Umur 10-18 Minggu
View/ Open
Date
1983Author
Harini, Anna
Mansjoer, Sri Supraptini
Pangestu, Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilakukan di bagian Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, selama sembilan ming gu sejak tanggal 8 Februari 1982 sampai tanggal 5 April 1982.
Tujuan penelitian ini adalah mencari pengaruh seleksi bobot telur tetas induk dengan batas seleksi berdasarkan nilai rataannya terhadap bobot dan produksi telur keturunannya.
Sebagai materi percobaandigunakan 144 ekor puyuh ber umur 10 minggu. Puyuh-puyuh ini berasal dari telur tetas asal daerah Jakarta, Juana dan Hongkong. Telur tetas yang digunakan telah diseleksi, kemudian dibagi menjadi dua ke- lompok puyuh yaitu puyuh yang berasal dari telur tetas di bawah rataan dan puyuh yang berasal dari telur tetas di atas rataan dari tiap-tiap daerah asal puyuh tersebut.
Pengumpulan telur dilakukan setiap hari untuk menge- tahui bobot dan produksi telur tiap kelompok.
Untuk mengetahui pengaruh seleksi bobot telur tetas induk terhadap bobot telur dan produksi telur dari tiga daerah tersebut digunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Fak- torial 2 x 3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seleksi bobot telur tetas induk puyuh asal daerah Jakarta dan Juana tidak berpengaruh nyata terhadap bobot dan produksi telur keturunannya, sedangkan pada puyuh asal Hongkong berbeda nyata di dalam bobot telurnya (P<0.01). Daerah asal puyuh berpengaruh sangat nyata terhadap bobot telur (P<0.01), tetapi tidak berpengaruh pada produksi telur. Pada kelompok seleksi di bawah rataan, bobot telur keturunan dari puyuh yang berasal dari Jakarta adalah yang terbaik, kemudian di ikuti yang berasal dari Juana dan yang berasal dari Hong- kong. Sedangkan untuk kelompok di atas rataan berturut- turut puyuh dari daerah Hongkong, Jakarta dan Juana. tinjau dari segi ekonomi puyuh yang terbaik adalah yang berasal dari Juana dengan seleksi bobot telur di atas rataan dan mempunyai "Income Over Feed Cost" tinggi yaitu Rp. 11.80,- perbutir. Sedangkan bila ditinjau dari konversi ransum, puyuh yang terbaik adalah puyuh asal Hongkong pada kelompok di atas rataan, yang memiliki konversi ransum terendah yaitu 4.52…dst