Optimasi Heat Sealable Film dari Kolang-Kaling (Arenga pinnata Merr.) sebagai Bahan Kemasan
Date
2024-02Author
Sandi, Olifia Mutiara
Muhandri, Tjahja
Suyatma, Nugraha Edhi
Metadata
Show full item recordAbstract
Kolang-kaling merupakan salah satu bahan baku yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai edible film. Namun edible film kolang-kaling dengan
kombinasi lilin lebah mempunyai sifat yang mudah rapuh tanpa adanya penambahan plasticizer, sehingga edible film kurang fleksibel. Oleh karena itu untuk memperbaiki karakteristik edible film dapat digunakan gliserol sebagai plasticizer. Penentuan konsentrasi formula kolang-kaling dan lilin lebah harus tepat, sehingga dapat memperbaiki sifat mekanis dan fungsionalnya. Permasalahan tingkat kelarutan lilin lebah yang rendah menyebabkan penghalang terhadap uap air dan oksigen tidak maksimal, untuk memperbaiki karakteristik tersebut diperlukan emulsifier. Mengingat hal tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan formula optimum edible film dengan menggunakan kolang-kaling kombinasi konsentrasi Carboxyl Methyl Cellulose (CMC), lilin lebah dan gliserol dengan metode permukaan respon serta menguji karakteristik fisik, mekanik dan organoleptik terhadap produk kantong edible film. Pembuatan edible film kolang-kaling menjadi kantong edible dilakukan
dengan pemilihan jenis emulsifier (CMC, gliserol monostearat, tween 80, tween 20
dan span 20) dan optimasi menggunakan response surface methodology (RSM).
Kombinasi formula edible film terbaik dibentuk menjadi kantong pembungkus bumbu mi instan. Sampel edible film digunakan untuk analisis ketebalan, heat sealability, nilai WVTR (Water Vapor Transmition Rate) dan kelarutan. Sampel kantong edible digunakan untuk analisis waktu kelarutan dan organoleptik. Analisis data edible film kolang-kaling menggunakan design expert versi 13 (DX-13) dan kantong edible menggunakan independent sample t-test pada taraf kepercayaan 95%. Nilai pengujian heat sealability yang lebih tinggi dan nilai ketebalan yang telah memenuhi standar JIS (Japanese Industrial Standard) menjadikan CMC terpilih menjadi emulsifier yang digunakan dalam pembuatan edible film kolang-kaling. Hasil optimasi kombinasi formula yang terpilih mununjukkan bahwa dengan konsentrasi CMC 3,11% (b/v), lilin lebah 2,00% (b/v) dan gliserol 1,00% (v/v) mampu menghasilkan nilai desirability sebesar 0,870. Edible film yang dibuat dengan formula optimum mempunyai ketebalan 0,15 mm, heat sealability 115,51 N/m, nilai WVTR 2,86 g/m2/jam dan kelarutan 75,61%. Selain itu, hasil pengujian kantong edible pembungkus bumbu bubuk mi instan memiliki nilai waktu kelarutan 2,5 menit dan penilaian organoleptik untuk atribut aroma (6,40), rasa (6,40), mouthfeel (6,30), after taste (6,16) dan overall (6,26) dengan keterangan yaitu disukai. Dengan demikian, pembuatan edible film berbahan dasar kolang-kaling yang dikombinasikan dengan CMC, lilin lebah dan gliserol dapat digunakan menjadi kantong pembungkus bumbu bubuk mi instan. Sugar palm fruit has great potential to be used as raw material for edible film.
However, films made only from sugar palm fruit and beeswax without the addition
of plasticizer become brittle. Glycerol can be used as a plasticizer to enhance the
characteristics of edible film. The determination of concentration from sugar palm
fruit and beeswax must be precise to improve the mechanical and functional properties. The low solubility of beeswax causes low barrier properties against
water vapor and oxygen, so the emulsifier must be overcome. This study aimed to
determine the optimum formula of edible films made from sugar palm fruit blended
with carboxyl methyl cellulose (CMC), beeswax and glycerol using response surface methodology and testing physical, mechanical and organoleptic. Edible films made from sugar palm fruits as edible pouches were prepared by selecting emulsifiers (CMC, glycerol monostearate, tween 80, tween 20 and span 20) and optimization parameters using response surface methodology (RSM). The best combination of edible films was formed as instant noodle seasoning pouch. Samples in the form of edible films were used for the analysis of thickness, heat sealability, WVTR value and solubility. Samples in the form of edible pouches were used for the analysis of dissolution time and organoleptic. Edible films were analyzed using design expert version 13 (DX-13) and edible pouches were analyzed using independent sample t-test at a confidence level of 95%. The high values of heat sealability and thickness complied with Japanese
Industrial Standard (JIS) making CMC the chosen emulsifier used to make edible
films. The obtained optimum formula consisted of 3,11% (w/v) CMC, 2,00% (w/v)
beeswax and 1,00% (v/v) glycerol with desirability values of 0,870. The edible
film made with the optimum formula had a thickness of 0,15 mm, heat sealability
of 115,51 N/m, WVTR value of 2,86 g/m2/h and solubility of 75,61%. The edible pouch had been made from edible film with the optimum formula and was tested the dissolution time needed and showed that the edible pouch needed 2,5 minutes
to dissolve and organoleptic attributes of aroma (6,40), taste (6,40), mouthfeel (6,30), after taste (6,16) and overall (6,26) with the description that it was liked. Thus, edible films made from sugar palm fruits, CMC, beeswax and glycerol can be utilized as edible pouches for instant noodle powder.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2220]