Show simple item record

dc.contributor.advisorBahruni
dc.contributor.advisorRusolono, Teddy
dc.contributor.authorYuly
dc.date.accessioned2024-02-23T06:46:40Z
dc.date.available2024-02-23T06:46:40Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139784
dc.description.abstractSistem agroforestry merupakan salah satu bentuk pengelolaan lahan yang dapat dijadikan sumber perdagangan karbon. Bentuk agroforestry yang diteliti adalah bentuk kebun campuran yang didominasi tanaman buah-buahan dan sebagian kecil pohon hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola stok karbon dari pengelolaan agroforestry, biaya serapan karbon marginal yang diperlukan pada pengelolaan agroforestry dan prospek pengelolaan agroforestry dalam perdagangan karbon. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data dari hasil pengukuran di lapangan yang terdiri atas diameter tanaman setinggi dada (dbh) untuk jenis tanaman yang umum maupun pisang dan tinggi (H) untuk jenis tanaman palem serta data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap pengelola lahan kebun campuran. Data sekunder adalah data yang meliputi keadaan lingkungan fisik, sosial ekonomi masyarakat dan data lain yang berhubungan dengan obyek penelitian, baik yang tersedia di tingkat desa, kecamatan, maupun instansi-instansi terkait lainnya. Perhitungan biomassa, karbon dan karbondioksida dilakukan dengan menggunakan persamaan allometrik. Konsep biaya yang digunakan adalah biaya pembangunan atau pengelolaan agroforestry (establishment cost). Biaya tersebut dihitung seluruhnya sepanjang waktu pengelolaan agroforestry. Produksi karbon yang dihasilkan dari pengelolaan agroforestry (kebun campuran) pada umur tanaman 15 tahun sebesar 21,31 ton/ha dan pada umur tanaman 40 tahun sebesar 80,78 ton/ha maka pola stok karbon yang dihasilkan dari pengelolaan tersebut cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya umur tanaman. Sedangkan serapan karbon rata-ratanya sebesar 2,02 ton/ha/tahun. Hal ini belum menunjukkan umur tanaman tertentu dengan tingkat serapan karbon total konstan karena keterbatasan umur kebun yang diambil sebagai contoh dalam penelitian ini. Biaya serapan karbon marginal pada penawaran karbon sebesar 10,10 ton/ha adalah Rp 260.996/ton/ha dan biaya serapan karbon marginal pada penawaran karbon sebesar 36,31 ton/ha adalah Rp 754.083/ton/ha (suku bunga 10%). Sedangkan biaya serapan karbon marginal pada penawaran karbon sebesar 10,10 ton/ha adalah Rp 287.512/ton/ha dan biaya serapan karbon marginal pada penawaran karbon sebesar 36,31 ton/ha adalah Rp 2.324.899/ton/ha (suku bunga 15%). Berdasarkan harga karbon internasional sebesar Rp 104.800/ton dan Rp 150.000/ton sampai dengan Rp 200.000/ton, maka secara ekonomi pengelolaan agroforestry (kebun campuran) dalam hal tujuan pengelolaan hanya untuk serapan karbon melalui skema CDM (Clean Development Mechanism) belum layak untuk ikut serta dalam perdagangan karbon.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest managementid
dc.subject.ddcManagementid
dc.titleProspek pengelolaan agroforestry untuk tujuan perdagangan karbon di desa Karacak, kecamatan Leuwiliang, kabupaten Bogorid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record