Show simple item record

dc.contributor.advisorHusaeni, Endang Ahmad
dc.contributor.authorWingatika, Eka Susan Rus Agustina
dc.date.accessioned2024-02-22T01:32:17Z
dc.date.available2024-02-22T01:32:17Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139507
dc.description.abstractHutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan sebagai pemasok bahan baku kayu untuk industri hasil hutan. Kebutuhan kayu untuk bahan baku industri selama ini terus mengalami peningkatan, sedangkan hutan alam sudah tidak mampu lagi untuk memenuhinya. Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah melalui pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI). Pembangunan HTI di Indonesia pada umumnya diprioritaskan pada lahan yang tidak produktif, padang alang-alang atau hutan sekunder. Untuk itu diperlukan jenis pohon yang tidak menuntut tempat tumbuh dengan persyaratan yang tinggi, memiliki daur yang singkat, serta dapat tumbuh pada kisaran daerah yang luas. Salah satu species pohon andalan yang penting adalah Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen atau sengon. Sengon termasuk ke dalam famili Fabaceae. Batang pohonnya tidak berbanir dan bentuknya bulat memanjang agak lurus. Tinggi pohon dapat mencapai 45 m dengan diameter 100 cm. Kulitnya berwarna kelabu muda, licin, kulit luar berwarna putih kelabu dan berbintik-bintik, sedangkan dalamnya berwarna putih kotor. Selain itu, kulitnya juga berbau tajam dan mempunyai banyak lenti sel. Pohon sengon memiliki banyak potensi untuk dimanfaatkan, antara lain untuk industri kertas, kayu pertukangan dan peti kemas. Pohonnya memiliki kemampuan untuk memperbaiki kesuburan tanah karena mampu mengikat nitrogen dari udara (dengan bantuan bakteri Rhizobium). Masalah yang paling umum dihadapi dalam pengusahaan hutan tanaman sengon sampai saat ini adalah serangan hama penggerek batang Xystrocera festiva Pascoe (Coleoptera: Cerambycidae) atau dikenal juga dengan nama boktor sengon. Gejala serangan awal dari X. festiva pada pohon sengon adalah terjadinya perubahan warna pada kulit batang dari putih keabuan menjadi merah kecokelatan. Perubahan warna ini terjadi karena kulit batang yang luka akibat gerekan larva dan serbuk gerek menempel pada kulit batang. Kumbang X. festiva tidak dapat terbang jauh, satu kali terbang hanya dapat menempuh jarak 3-4 m, dengan tinggi terbang 0.5-1 m, kadang-kadang sampai 2 m. Karena kumbang X. festiva mempunyai kemampuan tinggi terbang yang rendah maka dapat diduga bahwa bagian pohon yang banyak diserangnya adalah bagian batang, dan letak tinggi serangannya akan berada pada ketinggian sampai sekitar 2 meter dari atas permukaan tanah. Namun begitu, letak tinggi serangan Xystrocera festiva. dapat mencapai ketinggian hingga 15 meter dari atas permukaan tanah. Karena letak ketinggian serangan yang berbeda, maka panjang bagian batang yang diserangnya juga akan berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan panjang bagian batang terserang Xystrocera festiva Pascoe dan letak tinggi serangan sebelah atas pada berbagai umur tegakan sengon seiring dengan bertambahnya ukuran diameter dan tinggi pohon. ..dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPohon sengonid
dc.subject.ddcXyatrocera festiva pascoeid
dc.titleLetak serangan xystrocera festiva Pascoe menurut ketinggian pohon pada berbagai umur tegakan sengon, Paraserianthes falcataria L. Nielsenid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record