Show simple item record

dc.contributor.advisorJenie, Betty Sri Laksmi
dc.contributor.advisorFardiaz, Srikandi
dc.contributor.authorSiregar, Paima Sophia Bora
dc.date.accessioned2024-02-21T07:31:23Z
dc.date.available2024-02-21T07:31:23Z
dc.date.issued1998
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139464
dc.description.abstractUntuk menghasilkan makanan yang siap dikonsumsi, selain dilakukan berbagai proses pengolahan terhadap bahan pangan, biasanya dilakukan juga penambahan berbagai jenis bumbu. Fungsi penambahan bumbu tersebut terutama untuk menghasilkan citarasa tertentu yang diinginkan dalam makanan, dan ternyata bumbu-bumbu tersebut juga mempengaruhi daya awet suatu masakan. Ada beberapa jenis masakan tradisional Indonesia yang dikenal bersifat awet, antara lain ayam goreng, gulai, kari, opor, rawon dan rendang. Bumbu- bumbu masakan tersebut, selain terdiri dari berbagai bahan yang berfungsi sebagai penyedap rasa dan pengawet seperti garam dan gula, juga terdiri dari berbagai jenis rempah-rempah. Sejak zaman dahulu, rempah-rempah diketahui mempunyai efek mengawetkan, misalnya dalam proses mumifikasi mayat (Siliker, 1980). Rempah-rempah tersebut mempunyai efek mengawetkan karena mengandung komponen yang bersifat antimikroba. Webb dan Tanner (1945) di dalam Natawirya (1987) menyatakan bahwa komponen yang aktif sebagai desinfektan (senyawa antimikroba) dalam rempah-rempah adalah minyak atsirinya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAktivitas antimikroba bumbu segar masakan tradisional Indonesia terhadap mikroba patogen dan perusak makananid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record