Aktivitas antimikroba bumbu segar masakan tradisional Indonesia terhadap mikroba patogen dan perusak makanan
View/Open
Date
1998Author
Siregar, Paima Sophia Bora
Jenie, Betty Sri Laksmi
Fardiaz, Srikandi
Metadata
Show full item recordAbstract
Untuk menghasilkan makanan yang siap dikonsumsi, selain dilakukan berbagai proses pengolahan terhadap bahan pangan, biasanya dilakukan juga penambahan berbagai jenis bumbu. Fungsi penambahan bumbu tersebut terutama untuk menghasilkan citarasa tertentu yang diinginkan dalam makanan, dan ternyata bumbu-bumbu tersebut juga mempengaruhi daya awet suatu masakan.
Ada beberapa jenis masakan tradisional Indonesia yang dikenal bersifat awet, antara lain ayam goreng, gulai, kari, opor, rawon dan rendang. Bumbu- bumbu masakan tersebut, selain terdiri dari berbagai bahan yang berfungsi sebagai penyedap rasa dan pengawet seperti garam dan gula, juga terdiri dari berbagai jenis rempah-rempah.
Sejak zaman dahulu, rempah-rempah diketahui mempunyai efek mengawetkan, misalnya dalam proses mumifikasi mayat (Siliker, 1980). Rempah-rempah tersebut mempunyai efek mengawetkan karena mengandung komponen yang bersifat antimikroba. Webb dan Tanner (1945) di dalam Natawirya (1987) menyatakan bahwa komponen yang aktif sebagai desinfektan (senyawa antimikroba) dalam rempah-rempah adalah minyak atsirinya.