| dc.description.abstract | Ditemukannya 323 spesies yang hidup pada kedalaman 200 meter atau lebih dalam eskpedisi di sebelah barat Sumetera dan selatan Jawa oleh Indonesia dan Jepang pada tahun 2005 merupakan suatu bukti bahwa potensi ikan laut dalam Indonesia sangat melimpah dan perlu adanya pengkajian ikan laut dalam di daerah lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menduga nilai dan sebaran kepadatan akustik (acoustic density) ikan laut dalam yang hidup di Perairan Pacitan pada bulan Desember 2003 dengan menggunakan metode hidroakustik Split Dual Beam dan membandingkannya dengan nilai dan sebaran kepadatan akustik di Perairan Parangtritis yang sebelumnya telah diteliti oleh Nurlaili
Amalia. Pengambilan data akustik dilakukan pada tanggal 9-24 Desember 2003 di Perairan Selatan Jawa dengan menggunakan RV Umitaka Maru oleh tim Jepang dan Indonesia. Data akustik didapatkan melalui metode hydroacoustic yaitu dengan menggunakan instrumen akustik KFC-Kaijo 3000. Dalam pengolahan data selanjutnya akan digunakan frekuensi 38 KHz. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan Echoview 3.0 dengan ESDU per 1 nautical mile (n.mi).
Nilai rata-rata kepadatan akustik yang paling tinggi di Perairan Parangtritis adalah pada lapisan tercampur yaitu pada kedalaman hingga 50 meter dengan nilai rata-rata sebesar 1175,88 m²/nmi², sedangkan nilai yang paling rendah berada pada kedalaman 250 meter hingga 300 meter yaitu sebesar 130,16 m²/nmi². Pada Perairan Pacitan, nilai rata-rata kepadatan akustik yang paling tinggi berada pada lapisan dalam yaitu pada kedalaman antara 350 meter hingga 400 meter dengan nilai sebesar 1055,05 m²/nmi² sedangkan nilai yang paling rendah berada pada kedalaman 150 meter hingga 200 meter yaitu sebesar 106,38 m²/nmi². Nilai rata- rata kepadatan akustik secara keseluruhan baik di Perairan Parangtritis maupun Pacitan, pada lapisan tercampur menuju lapisan termoklin nilainya semakin menurun. Kemudian mulai pada kedalaman 250 meter nilainya naik kembali hingga pada kedalaman 400 meter. Dari kedalaman 400 meter hingga 600 meter, nilai rata-rata kepadatan akustik turun kembali.
Semakin bertambah kedalaman, nilai rata-rata kepadatan akustik semakin rendah. Pada lapisan dalam kepadatan akustik yang ditemukan sebagian besar memiliki nilai kecil yaitu < 500 m²/nmi². Hal ini menunjukkan ikan yang hidup pada lapisan laut dalam memiliki luasan yang kecil sehingga sesuai dengan
tingkah laku kehidupan ikan laut dalam yang cenderung hidup soliter. Secara horizontal yaitu dari Perairan Parangtritis ke Perairan Pacitan, nilai kepadatan akustik semaikin besar dan semakin bervarisi nilainya. Pada
kedalaman mulai 350 meter, nilai kepadatan akustik di daerah Perairan Parangtritis memiliki sebaran yang tidak merata. Hal ini disebabkan karena pada Perairan Parangtritis memiliki kondisi topografi perairan yang dangkal sehingga pada kedalaman mulai dari 350 meter kebawah, nilai kepadatan akustik tidak dapat dideteksi pada beberapa titik penelitian. | id |