Kejadian Curah Hujan Ekstrem dan Dampaknya terhadap Masyarakat (Studi Kasus: Kelurahan Cilandak Timur dan Kelurahan Jatinegara, DKI Jakarta).
Abstract
Salah satu indikasi terjadinya perubahan iklim adalah meningkatnya
frekuensi dan intensitas kejadian iklim ekstrem seperti hujan ekstrem. Hal ini
memiliki dampak terutama terhadap masyarakat perkotaan. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis tren curah hujan ekstrem secara spasial dan temporal di Jakarta
Selatan dan Jakarta Timur. Analisis meliputi tinggi hujan maksimum tiga hari dan
lima hari berturut-turut (Rx3day dan Rx5day), deret hari kering dan hari basah
maksimum (CDD dan CWD) dan banyak hari dengan tinggi hujan lebih dari 20 mm
dan 30 mm per hari (R20mm dan R30mm) dalam setahun. Analisis menggunakan
data hujan harian dari tahun 1991 hingga 2020 dengan teknik regresi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Rx3day dan Rx5day di wilayah Jakarta Timur
meningkat, sedangkan CDD menurun. Di wilayah Jakarta Selatan indeks R20mm,
R30mm dan CWD juga memiliki tren positif. Frekuensi kejadian banjir di kedua
wilayah berhubungan secara nyata dengan kejadian iklim esktrem. Hal ini
menunjukan bahwa risiko banjir di kedua wilayah cenderung meningkat. Dampak
kejadian banjir pada masyarakat Jakarta sangat besar akibat rusaknya fasilitas yang
dimiliki, munculnya gangguan kesehatan dan terganggunya waktu kerja. Besar
kerugian materil akibat kejadian banjir mencapai Rp. 29.776.724,00 per KK
(Kepala Keluarga).