Show simple item record

dc.contributor.advisorHariyadi, Ratih Dewanti
dc.contributor.advisorEstuningsih, Sri
dc.contributor.authorMarlinda, Kusuma
dc.date.accessioned2024-02-15T09:05:10Z
dc.date.available2024-02-15T09:05:10Z
dc.date.issued1998
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138728
dc.description.abstractImunoasai merupakan metode analisis dengan cara mendeteksi respon antibodi terhadap antigen. Imunoasai dalam analisis pangan untuk mendeteksi kontaminan khususnya mikroba patogen sudah banyak dikembangkan. Hal ini untuk mengatasi metode konvensional yang memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang mahal. Untuk meningkatkan aplikasi imunoasai, dapat mempergunakan antibodi monoklonal yang dapat dihasilkan tanpa batas waktu dan bereaksi lebih spesifik daripada antibodi poliklonal. Salah satu mikroba patogen yang cukup berbahaya dan menimbulkan wabah keracunan antara lain Escherichia coli O157: H7 yang merupakan galur E. Coli enterohemoragik, yang mengakibatkan diare berdarah (hemorhagic colitis), gagal ginjal (hemolytic uremic syndrome), dan kerusakan syaraf (thrombolitic trombocytopenic purpura). E. coli 0157 H7 adalah bakteri patogen yang merupakan indikator penting khususnya untuk produk berbasis daging. Indonesia adalah salah satu negara yang mengimpor daging, maka untuk menghindari keracunan yang disebabkan oleh E. coli O157: H7, diperlukan metode pengujian mikroba patogen tersebut. Dengan dihasilkannya klon hibridoma yang menghasilkan antibodi terhadap E. coli O157: H7, maka antibodi ini dapat digunakan sebagai alat deteksi baik untuk penelitian maupun pengawasan mutu. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari fusi dan kloning sel hibridoma penghasil antibodi monoklonal terhadap Escherichia coli 01257: H7. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh antibodi dilakukan imunisasi pada mencit dengan 2 macam antigen yaitu antigen berupa Outer Membrane Protein (OMP) atau Killed Whole Cell (KWC) E. coli 0157: H7. Antigen untuk imunisasi dilarutkan dalam Completed Freund Adjuvan (CFA) dengan perbandingan 1:1. Imunisasi dilakukan secara intraperitoneal (i.p) sebanyak 100 µl/mencit dengan konsentrasi OMP 25 µg protein/mencit dan konsentrasi KWC 10° sel/mencit. Untuk selanjutnya dilakukan booster setiap 2 minggu sekali dengan melarutkan antigen dalam Incompleted Freund Adjuvan (IFA). Booster dilakukan sebanyak 5 kali. Sedangkan booster terakhir dilakukan 4-5 hari sebelum fusi, tanpa adjuvan dan diberikan secara intravena (i.v). Konsentrasi OMP untuk intravena sebanyak 10-15 µg protein/mencit (50 µl/mencit) dan konsentrasi KWC sebanyak 10 sel/mencit (100 µl/mencit). ..id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleFusi dan kloning sel hidridoma penghasil antibodi monoklonal terhadap escherchia coli 0157 : H7id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record