Show simple item record

dc.contributor.authorUyat, Enjang
dc.date.accessioned2010-05-06T06:59:51Z
dc.date.available2010-05-06T06:59:51Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/13864
dc.description.abstractKebakaran hutan merupakan salab satu peristiwa yang sering terjadi di Indonesia dan banyak menimbulkan kerugian dan kerusakan dibanding faklor perusak hutan lainnya. Dampak kerusakan akibat kebakaran hutan ada yang dapat segera dilihat dan adapula yang tidak segera dapat dilihat. Salah satu dampak kebakaran yang dapat segera dilihat ialah terhadap kehidupan binatang. Serangga merupakan salah satu satwa yang menerima dampak tersebut. Pengaruh langsung dari kebakaran hutan dapat menyebabkan kemalian atau pindahnya binatang dari tempat terjadinya kebakaran, sedangkan pengaruh tidak langsung menyebabkan musnab atau rusaknya sumber makanan serta tempat berlindung (habitat) binatang tersebut. Secara kuantitatif dampak kebakaran terhadap serangga atau satwa lainnya belum banyak diketahui. Hal ini disebabkan keterbatasan data yang dimiliki dari setiap terjadinya kebakaran hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kebakaran dengan berbagai potensi baban bakar terhadap kematian jenis serangga tanah. Proses simulasi kebakaran ini dengan cara membuat plot bakar berbentuk lingkaran berdiameter 4 meter yang telah disediakan bahan bakar serasab Acacia mangium dengan potensi 10 tonlha, IS tonlha dan 20 ton/ha dan serangga tanab yaitu Rayap (Hedotermitidae), Semut (Pseudomyrmicinae) dan Jangkrik (Allonemobius fasciatus De Geer) dan pembakaran dimulai dari sisi lingkaran dengan sistem berputar secara merata, sehingga api menjalar menuju tengah dan mati ditengah lingkaran. Dari hasil penelitian menunjukkan serangga tanah memiliki daya tahan yang bervariasi terhadap suhu tinggi. J angkrik memiliki daya tahan yang paling tinggi, kemudian rayap dan semut yang pIing kecil yang merupakan kesesuaian dengan bobot masing-masing serangga. Serangga yang berada di permukaan tanah tidak mampu hidup pada kebakaran yang dihasilkan oleh potensi bahan bakar 10 tonlha, IS ton/ha dan 20 tonlha disebabkan terkena langsung api pembakaran dan suhu yang dihasilkan diatas 100°C. Serangga tanah yang berada di satu dan dua em dibawah permukaan tanah mampu hidup pada potensi bahan bakar la, IS, dan 20 tonlha disebabkan suhu tanahnya rata-rata dibawah 50°C dan ada suhu diatas 50°C tetapi durasinya tidak lama. Pada bahan bakar dan tanah yang memiliki kadar air yang sarna semakin tinggi potensi baban bakar maka semakin tinggi kematian serangga tanah.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleDampak Kebakaran Permukaan (Surface Fire) Terhadap Serangga Tanah (Studi Kasus dalam Bentuk Simulasi Pembakaran Serasah Acacia Mangium di Kampus Fakultas Kehutanan Ipb)id
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record